Social Icons

Pages

Featured Posts

Jumat, 11 Oktober 2013

pelatihan blog pac

jum'at, 11 oktober 2013
 diadakan pelatihan blog di balai desa bebel, yang diikuti oleh
1. ranting rowoyoso
a. lu'lu' k
b. muniroh
c. leni dwi hapsari
d. ahmad
2. ranting pesanggrahan
a. evy silvana
b. dalekha
3. werdi
a. heni ismawati tox
4. pecakaran
a. khafidin
b. idam mu'afa
c. taqin
5. ranting bebel
a. andi irawan



Kamis, 10 Oktober 2013

KERAJAAN MONGOL


BAB  I
PENDAHULUAN

Jatuhnya kota Baghdad pada masa khalifah Al-Mu’tasihim pada tahun               1258 M ke tangan bangsa Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan cucu                  Jengis Khan bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah, tetapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam. Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya khazanah ilmu pengetahuan itu lenyap dibumi hanguskan pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan yang bergelar Tikhan. Wilayah kekuasaan khilafah Abbasiyah tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan-kerajaan kecil yang satu sama lain saling memerangi.                      India merupakan wilayah Islam sejak masa khalifah Al-Walid dari Dinasti                    Bani Umayyah pun tak terelakkan dari penyerangan hingga jatuh ke tangan bangsa Mongol.
Setelah satu abad umat Islam menderita dibawah kekuasaan bangsa Mongol dan berusaha bangkit dari kehancuran, malapetaka datang kembali. Penyerangan membabi buta terulang kembali di bawah pimpinan Timur Lenk ( Timur Si Pincang ) keturunan Jengis Khan ( Raja yang perkasa ). Walaupun sudah masuk Islam namun sisa-sisa kebiadaban dan kekejaman sifat Timur Lenk masih melekat kuat. Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar yaitu Ustmani di Turki, Syafawi               di Persia dan Mughol di India.









BAB  II

PEMBAHASAN

KEJAYAAN KERAJAAN MUGHOL

1.      Zahiruddin Babur ( 1482 – 1530 M ).
Kerajaan Mughol di India dengan ibukota Delhi didirikan oleh cucu Timur Lenk pada tahun 1526 M, Zaharuddin Babur. Ia lahir pada tahun 1482 M, putra Umar Mirza penguasa Ferghana Babur mewarisi kekuasaan daerah Ferghana dari orang tuanya semasa ia berusia 11 tahun, sepeninggal ayahnya.
Tahun 1429 M berhasil menundukkan, menguasai Samarkand atas bantuan             Raja Syafawi, Ismail I.
Tahun 1504 M berhasil menduduki Kabul, Ibukota Afganistan.
Tahun 1525 M berhasil menguasai Punjab dengan Ibukota Lahore.
Tahun 1526 M tanggal 21 April berama tentaranya menuju Delhi, terjadilah pertempuran yang dahsyat di Panipat. Pada waktu itu Delhi berada dibawah pimpinan Ibrahim Lodi. Babur berhasil menduduki Delhi India. Sejak saat itu berdirilah kerajaan Mughol di India.
Berdirinya kerajaan Mughol memicu raja-raja Hindu di seluruh India menyusun angkatan perang untuk menyerang Babur. Namun pasukan Hindu dapat dikalahkan Babur. Sementara itu di Afganistan masih ada golongan yang setia kepada keluarga Lodi. Mereka mengangkat adik kandung Ibrahim Lodi, Mahmud menjadi Sultan. Sultan Mahmud Lodi melakukan pemberontakan, namun dapat dengan mudah dikalahkan Babur dalam pertempuran dekat Gogra tahun 1529 M. tahun 1530 M Babur meninggal dunia dalam usia 48 tahun. Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh anaknya Humayun.

2.      Humayun ( 1530 – 1539 M ).
Selama masa pemerintahannya banyak menghadapi tantangan, negara tidak pernah aman. Diantaranya tantangan yang muncul adalah pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang memisahkan diri dari Delhi. Pemberontakan dapat dipadamkan, Bahadur Syah melarikan diri, Gujarat dikuasai Humayun.
Pada tahun 1540 M terjadi pertempuran dengan Sherkan di Kananja. Dalam pertempuran itu Humayun mengalami kekalahan dan melarikan diri ke Kandahar dan selanjutnya ke Persia.
Pada tahun 1555 M Humayun dengan Raja Persia kembali menyerang Delhi dan berhasil menguasai dan menduduki Kerajaan Mughol.
Pada tahun 1556 Humayun meninggal dunia karena terjatuh dari tangga perpustakaannya, Din Panali.
Humayun digantikan oleh anaknya Akbar yang berusia 14 tahun, karena masih muda maka urusan kerajaan diserahkan kepada Bairan Khan, seorang Syi’i.              Pada masa akbar inilah Kerajaan Mughol mencapai kejayaan.

3.      Akbar ( 1556 – 1605 M ).
Di awal masa pemerintahannya Akbar menghadapi sisa-sisa keturunan Sher Khan Shah yang masih berkuasa di Punjab. Pemberontakan yang mengancam kekuasaan Akbar adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Himu yang menguasai Gwalion dan Agra. Pasukan pemberontak berusaha memasuki kota Delhi. Bairan Khan menyambut kedatangan mereka hingga terjadi peperangan hebat yang disebut Paniput II pada tahun 1556 M. Himu dapat dikalahkan, ditangkap dan dieksekusi, setelah dewan akbar berusaha menyingkirkan Bairan Khan yang sudah mempunyai pengaruh kuat dan terlampau memaksakan kepentingan aliran Syi’ah. Bairan Khan memberontak, tetapi dapat dikalahkan oleh Akbar di Jullandur tahun 1561 M. Setelah persoalan dalam negeri teratasi, Akbar mulai menyusun program ekspansi. Ia menguasai Chundar, Ghand, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narkala, Ahmadnagar dan Asirgali.
Pada masa pemerintahannya Akbar menerapkan politik Sulakhul                    ( toleransi universal ). Dengan politik ini rakyat India dipandang sama, tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan agama. Kemajuan yang dicapai                 Akbar masih dapat dipertahankan oleh tiga sultan berikutnya yaitu                        Jehangis ( 1605 – 1628 M ), Syah Jehan ( 1628 – 1658 M ) dan Aurangzeb                    ( 1658 – 1707 M ). Setelah itu kerajaan Mughol tidak dapat dipertahankan lagi oleh raja-raja berikutnya. Kemantapan stabilitas politik karena sistem pemerintahan yang diterapkan Akbar membawa kemajuan dalam berbagai bidang. Dalam bidang ekonomi, Kerajaan Mughol dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan perdagangan. Sumber keuangan negara pada masa itu lebih banyak bertumpu pada sektor pertanian. Kerajaan berhak atas sepertiga dari hasil pertanian di negeri ini. disamping untuk kebutuhan dalam negeri, hasil pertanian itu di ekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia Tenggara brsamaan dengan hasil kerajinan, seperti kain tenun dan kain tipis yang banyak diproduksi di Gujarat dan Bengal. Untuk meningkatkan produksi, Jehangis mengizinkan Inggris ( 1611 M ) dan Belanda ( 1617 M ) untuk mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian di Surat.
Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga berkembang. Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasa Persia maupun India. Penyair India yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi, seorang sastrawan sufi yang menghasilkan karya besar berjudul Padmavat, karya Alegoris yang mengandung pesan kebajikan jiwa manusia. Pada masa Aurangzeb muncul seorang sejarawan bersama Abu Fadl dengan karyanya Akkbar Nama dan Aini Akhbar, yang memaparkan sejarah Kerajaan Mughol beradasarkan figur pemimpinnya. Karya seni yang masih dapat dinikmati sekarang dan merupakan karya seni terbesar yang dicapai Kerajaan Mughol adalah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan. Pada masa Akbar dibangun istana Katpur Sikri di Sikri, villa dan masjid-masjid yang indah. Pada masa Syah Jehan dibangun masjid berlapis mutiara dan Taj Mahal di Agra, Masjid Raya Delhi dan istana indah di Lahore.

KEMUNDURAN DAN RUNTUHNYA KERAJAAN MUGHOL

Sepeninggal Aurangzeb ( 1707 M ), tahta kerajaan dipegang oleh Muazzan bergelar Bahadur Syah ( 1707 – 1712 M ) putra tertua Aurangzeb yang sebelumnya berkuasa di Kabul. Ia menganut aliran Syi’ah. Pada masa pemerintahannya ia dihadapkan pada pemberontakan Sikh, pemberontakan penduduk Lahore. Sepeninggal Bahadur Syah terjadi perebutan kekuasaan di kalangan keluarga istana. Bahadur Syah digantikan putranya Azimus Syah. Akan tetapi pemerintahannya ditentang Zulfiqan Khan, putra Azad Khan, wazir Aurangzeb. Azimus Syah meninggal tahun 1712 M dan digantikan oleh putranya Jihandar Syah yang mendapat tantangan dari adiknya sendiri Farukh Syah. Jihandar Syah disingkirkan Farukh Syah pada tahun 1713 M.
Farukh Syah berkuasa sampai tahun 1719 M dengan dukungan Sayyid, tapi tewas di tangan para pendukungnya pada tahun 1719 M. sebagai gantinya diangkat Muhammad Syah ( 1719 – 1748 M ). Namun ia dan pendukungnya terusir oleh suku Asyyar di bawah pimpinan Nadir Syah yang sebelumnya telah melenyapkan kekuasaan Syayawi di Persia. Nadir Syah menundukkan Kerajaan Mughol karena kerajaan ini banyak membantu pemberontak Afghan di Persia. Oleh karena itu pada tahun 1739 M, dua tahun setelah menundukkan Persia, ia menyerang Kerajaan Mughol. Muhammad Syah mengaku kalah dan tunduk pada Nadir Syah. Muhammad Syah kembali berkuasa di Delhi setelah bersedia memberi hadiah yang sangat banyak kepada Nadir Syah. Kerajaan Mughol baru dapat melakukan restorasi kembali, setelah jabatan wazir dipegang Chin Qilich Khan yang bergelar Nizam Al-Mulk                ( 1722 – 1732 M ). Pada tahun 1732 M Nizam Al-Mulk meninggalkan Delhi menuju Hiderabad dan menetap disana.
Konflik-konflik berkepanjangan berakibat pemerintahan lemah, hingga pemerintahan daerah melepaskan loyalitasnya dari pemerintahan pusat, bahkan memperkuat posisi pemerintahan masing-masing. Hiderabad dikuasai Nizam                 Al-Mulk, Marathas dikuasai Shivaji, Rajfut dikuasi Singh dari Amber, Punjab dikuasai kelompok Sikh, Oudh dikuasi oleh Sadat Khan, Bengal dikuasai Syuja              Al-Din, menantu Mursyid Qulle, penguasa Bengal yang diangkat Aurangzeb. Wilayah-wilayah pantai dikuasai pedagang asing terutama EIC, Inggris.
Setelah Muhammad Syah meninggal, kerajaan dipegang oleh Ahmad Syah                   ( 1748 – 1754 M ), kemudian dilanjutkan oleh Alamshir II ( 1754 – 1759 M ), dilanjutkan oleh Syah Alam ( 1761 – 1806 M ). Pada tahun 1761 M, Kerajaan Mughol diserang oleh Ahmad Khan Durrani dari Afghan. Kerajaan Mughol berada di bawah kekuasaan Afghan meskipun Syah Alam tetap diizinkan memakai gelar sultan.
Ketika kerajaan Mughol dalam keadaan lemah, perusahaan inggris EIC mengangkat senjata melawan kerajaan Mughol. Akhirnya Syah Alam membuat perjanjian damai dengan menyerahkan Oudh, Bengal, dan Oriba kepada inggris. Sementara itu Najibal Daula wazir Mughol dikalahkan oleh aliansi Sikh hindu, hingga Delhi dikuasai Sindhia dari Marathas. Akan tetapi Sindhia dapat dihalau kembali oleh Syah Alam dengan bantuan Inggris ( 1803 M ).
Syah Alam meninggal tahun 1806 M. Tahta kerajaan dipegang oleh Akbar II ( 1806 – 1837 M ). Pada masa pemerintahannya Akbar memberi konsesi kepada EIC untuk mengembangkan usahanya di anak benua India, tapi pihak perusahan harus menjamin kehidupan raja dan keluarga istana. Dengan demikian kekuasaan ditangan Inggris.
Bahadur Syah ( 1837 – 1858 M ) penerus Akbar tidak menerima perjanjian antara EIC dengan ayahnya. Pada saat itu pula EIC sedang mengalami kerugian karena kurang efisien penggunaan dana penyelenggaraan administrasi perusahaan. Akibat kerugian tersebut, guna memenuhi kebutuhan istana, EIC mengadakan pungutan yang tinggi kepada rakyat. Karena ditekan rakyat baik yang Hindu maupun Islam bangkit mengadakan pemberontakan. Mereka meminta kepada Bahadur Syah untuk menjadi lambang perlawanan demi mengembalikan kekuasaan Mughol           di India. Maka terjadilah perlawanan rakyat India terhadap kekuatan Inggris pada bulan Mei 1857 M. Namun perlawanan mereka dapat dipatahkan dengan mudah karena Inggris mendapat dukungan dari beberapa penguasa lokal Hindu dan Muslim. Inggris kemudian menjatuhkan hukuman kejam terhadap para pemberontak.             Mereka diusir dari Delhi, rumah ibadah banyak yang dihancurkan dan Bahadur Syah, Raja Mughol terakhir diusir dari istana ( 1858 M ). Dengan demikian berakhirlah sejarah kekuasaan dinasti Mughol di daratan India, dan tinggallah disana umat Islam yang harus berjuang mempertahankan eksistensi mereka.



BAB  III

KESIMPULAN

-          Pada masa Khilafah Bani Umayyah, tepatnya masa pemerintahan Khalifah               Al-Walid Ibn Abdul Malik ( 705 – 715 M ), melakukan ekspansi kekuasaannya sampai ke India dibawah pimpinan Muhammad Ibn Qosim.
-          Pada masa pemerintahan khalifah Marwan bin Muhammad khalifah terakhir       Bani Umayyah tahun 750 Daulah Umayyah digulingkan Bani Abbas dan berdiri Dinasti Abbasiyah.
-          Pada tahun 1258 Dinasti Abbasiyah jatuh ke tangan bangsa Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan beragama Syamasnism.
-          Pada tahun 1328 Timur Lenk ( beragama Islam ) cucu Jenghis Khan menyerang India dan berhasil menguasainya. Masa kejayaan dinasti Timuriyah ( Mongol ) berakhir pada masa pemerintahan Abu Said ( 1452 – 1469 M ).
-          Pada tahun 1526 Zaharuddin Babur, putra Umar Mirza, cucu Timur Lenk berhasil mendirikan kerajaan Mughol di India.
-          Pada tahun 1858 berakhirlah kekuasaan Dinasti Mughol di daratan India.               India berada dibawah kekuasaan penjajah inggris ( Kristen ).



DAFTAR  PUSTAKA


Yatim Badri, MA., Drs. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1993.

MASUKNYA ISLAM DI ASIA TENGGARA


Proses masuknya Islam di Asia Tenggara khususnya di Indonesia
Secara umum dikatakan bahwa Islam di Asia Tenggara mempunyai karakteristik yang berbeda dengan Islam di kawasan lain terutama Timur Tengah. Penyebaran Islam di kawasan ini bukan melalui ekspansi pembebasan yang hampir selalu melibatkan kekuatan perang. Islam yang ada adalah Islam yang lunak, atau akomodatif, tentunya termasuk dalam kepercayaan, praktek keagamaan, dan tradisi setempat yang akhirnya terbawa sampai pada penerimaan masalah ideologi negara.
Pemikiran yang lainnya menyatakan bahwa kolonialisme justru merupakan faktor pendorong terjadinya proses islamisasi secara lebih intensif. Kebijakan koloni yang membedakan dan memecah belah sosial dan kultural masyarakat pribumi menjadikan Islam sebagai satu wadah integrasi untuk mempertahankan diri menghadapi penindasan penjajah.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai proses masuknya Islam di Asia Tenggara khususnya di Indonesia, pemakalah akan membahasnya dalam bab pembahasan berikut.











BAB  II

PEMBAHASAN


1.      Kedatangan Islam di Asia Tenggara
Masuknya Islam ke berbagai wilayah di Asia Tenggara tidak berada dalam satu waktu yang bersamaan tetapi berada dalam satu kesatuan proses sejarah yang panjang. Kerajaan-kerajaan dan wilayah itupun berada dalam situasi politik dan kondisi sosial budaya yang berbeda-beda.
Diperkirakan perdagangan internasional ketika itu juga sebagai akibat kerajaan Cina ( Dinasti Tang ) dengan kerajaan Islam ( Bani Umayyah ) dan kerajaan Sriwijaya, di Asia Tenggara.
Untuk menghadapi pengaruh kerajaan Islam yang semakin kuat maka kerajaan-kerajaan kecil yang telah berdiri tersebut bersekutu dengan kekuatan asing. Mulailah kolonialis memegang politik perekonomian di Asia Tenggara. Perkembangan ekonomi dan politik memang mempunyai tujuannya sendiri. Dengan bergantinya para pemuka daerah menjadi Islam maka agama menjadi kekuasaan baru dalam proses perkembangan masyarakat.
Perdagangan mempunyai peranan yang sangat penting, sehingga terjadinya transformasi keagamaan ini disebut sebagai revolusi keagamaan.1)

2.      Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia
Ø  Samudera Pasai
Tulisan tentang kerajaan ini berasal dari berita Cina yang memberikan laporan tentang adanya utusan dari sa-mu-ta-la ( samudra ) kekaisaran Cina dengan nama Islam yaitu Sulaeman dan Husain. Tentang raja kerajaan ini             di dapatkan dari tulisan pada nisan makam Sultan Malik Al-Shaleh ( 697 H / 1297 M ). Yang disebutkan sebagai raja pertama kerajaan Pasai.


Ø  Malaka
Pendiri kerajaan ini Muhammad Iskandar Shah ( sekitar 1400 M ). Kemudian digantikan oleh Muhammad Shah dan Abu Sa’id atau Raja Ibrahim ( 1424 – 1444 M dan 1444 – 1445 M ). Tahun 1445 – 1459 Malaka diperintah oleh Sultan Muzzaffar Shah. Pada tahun 1511 M Portugis menguasai Malaka, sehingga peran Malaka sebagai pusat penyebaran islampun berakhir.2)

Ø  Aceh
Aceh menjadi kerajaan Islam yang kuat dan menjadikan Pasai sebagai bagian dari wilayahnya mulai sekitar tahun 1524. Raja pertama yang terkenal adalah Ali Mughayat Syah kemudian digantikan puteranya Ala’ Al-Din                  ( 1548 – 1571 M ). Puncak kejayaan Aceh berlangsung pada pemerintahan Sultan Iskandar Muda ( 1608 – 1637 M ). Kemudian digantikan oleh iparnya Iskandar Tsani. Kematiannya di usia muda sebelum ada penggantinya membuat Aceh mengalami kemunduran.3)

A.    Kedatangan Islam Di Indonesia
Sejak zaman pra sejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal abad masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah didaratan Asia Tenggara.
Pedagang-pedagang muslim asal Arab, Persia dan India juga ada yang sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang sejak abad ke – 7 M                      ( abad 1 H ), ketika Islam pertama kali berkembang di Timur Tengah.
Baru pada zaman berikutnya penduduk kepulauan ini masuk Islam tentu bermula dari penduduk pribumi dan koloni-koloni pedagang muslim itu. Menjelang abad ke – 13 M, masyarakat muslim sudah ada di Samudra Pasai, Perlak dan Palembang di Sumatera.
Sampai berdirinya kerajaan-kerajaan Islam itu, perkembangan agama Islam di Indonesia dapat dibagi menjadi 3 fase :
  1. Singgahnya pedagang-pedagang Islam di pelabuhan-pelabuhan nusantara.
  2. Adanya komunitas-komunitas Islam di beberapa daerah kepulauan Indonesia sumbernya disamping berita-berita asing. Juga makam-makam Islam.
  3. Berdirinya kerajaan-kerajaan Islam.4)
Ada dua faktor utama yang menyebabkan Indonesia muda dikenal oleh bangsa-bangsa lain, khususnya oleh bangsa-bangsa di Timur Tengah dan Timur jauh sejak dahulu kala, yaitu :5)
  1. Faktor letak geografisnya yang strategis. Indonesia berada di persimpangan jalan raya internasional jurusan Timur Tengah menuju Tiongkok melalui lautan dan jalan menuju benua Amerika dan Australia.
  2. Faktor kesuburan tanahnya yang menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup yang dibutuhkan oleh bangsa-bangsa  lain, misal : rempah-rempah.
Kedatangan Islam di Indonesia ditandai dengan :6)
a.       Kondisi dan situasi politik kerajaan-kerajaan di Indonesia.
b.      Munculnya pemukiman-pemukiman muslim di kota-kota pesisir menjelang abad ke – 13 M, dipesisir Aceh sudah ada pemukiman muslim. Persentuhan antara pendukung pribumi dengan pedagang muslim di Arab, Persia dan India memang pertama kali terjadi di daerah itu. Karena itu, diperkirakan proses islamisasi sudah berlangsung sejak persentuhan itu.

v  Saluran dan cara-cara islamisasi di Indonesia
Menurut Uka Tjandrasasmita, saluran-saluran islamisasi yang berkembang ada 6, yaitu :7)
  1. Saluran perdagangan
Pada taraf permulaan, saluran islamisasi adalah perdagangan. Kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke – 7 – 16 M membuat pedagang-pedagang muslim ( Arab, Persia dan India ) turut ambil bagian dalam perdagangan di negeri-negeri Barat, Tenggara dan Timur benua Asia. Saluran islamisasi melalui perdagangan ini sangat menguntungan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham.
  1. Saluran perkawinan
Dari sudut ekonomi para pedagang muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi, terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi istri                saudagar-saudagar itu. Sebelum kawin, mereka diislamkan terlebih dahulu, setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas, akhirnya timbul kampung, daerah-daerah kerajaan muslim.
  1. Saluran tasawuf
Pengajar-pengajar tasawuf / para sufi mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Dengan tasawuf bentuk Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima.
  1. Saluran pendidikan
Islamisasi pendidikan ini dilakukan melalui pondok pesantren yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kyai dan ulama, yang kemudian santrinya berdakwah ketempat tertentu untuk mengajarkan Islam.
  1. Saluran kesenian
Saluran kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukkan wayang disamping kesenian yang lain seperti sastra, seni bangunan dan seni ukir.
  1. Saluran politik
Di Maluku dan Sulsel kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini.

B.     Kerajaan-Kerajaan Islam Sebelum Penjajahan Belanda

1.      Kerajaan Islam pertama di Sumatera
a.       Samudrera Pasai8)
Adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia yang merupakan kerajaan kembar. Terletak di pesisir Timur laut Aceh. Mulai awal atau pertengahan abad ke – 13 M. bukti berdirinya kerajaan ini didukung oleh adanya nisan kubur terbuat dari granit asal Samudra Pasai.
Diantara raja-raja pendiri kerajaan Samudra pasai adalah :9)
1.      Sultan Malikus Shaleh 1207 M
2.      Muhammad Malik Al-Zhahir ( 1297 – 1326 M )
3.      Mahmud Malik Al-Zhahir ( 1326 – 1345 M ).
4.      Manshur Malik Al-Zhahir ( 1345 – 1346 M ).
5.      Ahmad Malik Al-Zhahir ( 1346 – 1383 M ).
6.      Zaenal Abidin Malik Al-Zhahir ( 1383 – 1405 M ).
7.      Nahrasiyah ( 1402 - ? ).
8.      Abu Zaid Malik Al-Zhahir ( ? – 1455 M ).
9.      Mahmud Malik Al-Zhahir ( 1501 – 1513 M ).
10.     Zainal Abidin ( 1477 – 1500 M ).
11.     Abdullah Malik Al-Zhahir ( 1501 – 1513 M ).
12.     Zainal Abidin ( 1513 – 1524 M ).

b.      Aceh Darussalam
Kerajaan Aceh berdiri pada abad ke – 15 M, diatas puing-puing kerajaan Lamuri, oleh Muzaffar Syah ( 1465 – 1497 M ). Dialah yang membangun kota Aceh Darussalam, menurutnya pada masa pemerintahannya Aceh mulai mengalami kemajuan dalam bidang perdagangan, karena saudagar-saudagar muslim yang sebelumnya berdagang dengan Malaka memindahkan kegiatan mereka ke Aceh setelah Malaka dikuasai oleh Portugis ( 1511 M ).10)
Diantara raja-raja kerajaan Islam Aceh, antara lain :11)
1.      Sultan Ali Mughoyat Syah ( 1507 – 1522 M ).
2.      Sultan Salahuddin ( 1522 – 1537 ).
3.      Sultan Alauddin Riayat Syah ( 1537 – 1568 ) ( gelar Al-Qohhar ).
4.      Sultan Husin ( 1568 – 1575 ).
5.      Alauddin Mansur Syah ( 1586 – 1588 ).
6.      Sultan Alauddin Riayat Syah ( Sidi Al-Mukammil 1588 – 1604 ).

2.      Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa
a.       Demak, raja-rajanya adalah :12)
1.      Raden Fatah ( Pangeran Jinbun, .... – 1518 ).
2.      Pangeran Sebrang Lor ( Sultan Demak II ) ( 1518 – 1521 ).
3.      Sultan Trenggono ( Sultan Demak III ) ( 1521 – 1546 ).

b.      Pajang ( 1549 – 1618 M ).
Kesultanan pajang adalah pelanjut dan dipandang sebagai warisan kerajaan Islam Demak. Kesultanan yang terletak di daerah Kartasura sekarang merupakan kerajaan Islam pertama yang terletak di daerah pedalaman pulau Jawa. Usia kesultanan ini tidak panjang. Kekuasaan dan kebesarannya kemudian diambil alih oleh kerajaan Mataram. Sultan atau raja kesultanan ini adalah Adiwijaya ( Jaka Tingkir ) yang berasal dari Pengging di lereng gunung merapi, Aria Pangiri dan Sultan Trenggono.13)

c.       Mataram, raja-rajanya adalah :
1.      Ke Gede Pamanahan
2.      Senopati
3.      Seda Ing Krapyah
4.      Sultan Agung

d.      Cirebon dan Banten
Kesultanan Cirebon dan Banten adalah kerajaan Islam pertama            di Jawa Barat. Kerajaan ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati.                 Raja-rajanya adalah :
1.      Palman Pajajaran
2.      Hasanuddin Sultan Banten I ( 1552 – 1570 M )
3.      Pangeran Yusuf Sultan Banten II ( 1570 – 1580 M )
4.      Maulana Maulana Sultan Banten III ( 1580 – 1596 M ).14)






















ISLAM DI INDONESIA ZAMAN MODERN DAN KONTEMPORER


A.    Gerakan Modern Islam, Asal-Usul Dan Perkembangan

Kemunduran progresif kerajaan Utsmani yang merupakan pemangku khalifah Islam, setelah abad ke – 17 M telah melahirkan kebangkitan Islam dikalangan warga Arab, yaitu Gerakan Wahabi : sebuah gerakan reformis puritan ( gerakan salafiyah ). Gerakan ini merupakan jembatan ke arah pembaharuan. Pembangkit terkenal gerakan pembaharu ini adalah Jamaluddin Al-Afghani. Kebangkitan Islam semakin berkembang membentuk organisasi sosial keagamaan seperti SDI di Bogor tahun 1909, Muhammadiyah di Yogyakarta, Persis di Bandung tahun 1920, Nu di Surabaya tahun 1926, Permi di Bandung Bukit Tinggi tahun 1930, dan Partai Politik seperti SI.

B.     Perjuangan Kemerdekaan Umat Islam
Ø  Masa Kolonial Belanda
H. Samanhudi menyerahkan pimpinan SDI pada bulan Mei 1912 kepada HOS Cokroaminoto sebagai organisasi politik pelopor nasional Indonesia adalah SI. Idiologi mereka dalah persatuan dan anti kolonialisme. Dalam pidato kongres nasional SI yang berjudul ZULFBERUUR tahun 1916 HOS di Bandung mengatakan :
“Tidak pantas lagi Hindia diperintah oleh Negeri Belanda, bagaikan tuan tanah yang menguasai tanahnya”.

Ø  Masa Pendudukan Jepang
Jepang datang setelah Belanda pergi. Jepang berusaha mengakomodasi dua kekuatan, Islam dan Nasionalisme sekuler, ketimbang pimpinan tradisional. Jepang berpendapat organisasi islamlah yang sebenarnya mempunyai masa yang patuh dan hanya dengan pendekatan lama, penduduk dapat dimobilisasi. Empat serangkai yaitu Sukarno, Muh. Hatta,      Ki Hajar Dewantoro dan KH. Mas Mansur.
Jepang kemudian menjanjikan kemerdekaan Indonesia dengan mengeluarkan Maklumat Gunseikan No. 23 / 29 April 1945 tentang pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI ).

C.    Organisasi Politik dan Organisasi Sosial Islam Dalam Suasana Indonesia Merdeka
  1. Masa revolusi dan demokrasi liberal
Pada waktu proklamasi tanggal 17 Agustus 1945, Piagam Jakarta sama sekali tidak digunakan. Menjelang kemerdekaan setelah Jepang kalah dari tentara sekutu, BPUPKI diganti PPKI. BPUPKI yang khusus untuk pulau Jawa, PPKI merupakan perwakilan daerah seluruh pulau Indonesia.
  1. Masa demokrasi terpimpin
Dimana demokrasi terpimpin ini, Sukarno kembali menyuarakan ide lamanya NASAKOM, suatu pemikiran yang ingin menyatukan nasional sekuler, Islam dan komunis. Akan tetapi idenya dilaksanakan sendiri. PPKI memainkan peranan penting, Pancasila pun ditafsirkan sesuai dengan pemikirannnya. Masa demokrasi terpimpin berakhir dengan gagalnya                 G – 30 S PKI 1965.
  1. Masa orde baru
Orde baru sejak semua merancangkan pembaharuan sistem politik pada tanggal 26 November 1966 dengan sebuah amanat presiden, disampaikan kepada DPRGR, RUU Kepartaian, RUU Pemilu dan RUU Susunan MPR, DPR, DPRD. Yang kedua dan ketiga ditetapkan tanggal             22 November 1969. Pada 9 Maret 1970, fraksi-fraksi parpol dikelompokkan. Parpol difusikan dalam PPP dan PDI. Asas tunggal merupakan awal dari era baru peran Islam dalam berbangsa.
  1. Kebangkitan baru Islam di masa orde baru
Sejak dekade 1970-an kegiatan Islam semakin berkembang ada        tanda-tanda kebangkitan Islam kembali dalam masa orde baru fenomena sangat terlihat dengan munculnya bangunan baru Islam, masjid, madrasah dan pesantren. Beberapa tokoh Masyumi banyak yang aktif dalam kegiatan dakwah. M. Nasir memimpin Dewan Dakwah Islamiyah sampai tahun 1993. Syarifudin Prawira Negara memimpin Korp Mubalig Jakarta. Ada juga yang aktif di perguruan tinggi, seperti Abd. Kahar Muzakir di UUII, HMI berdiri tahun 1947.


























BAB  III
KESIMPULAN

Menurut Uka Tjandrasasmita, saluran-saluran islamisasi yang berkembang ada 6, yaitu :
1.      Saluran perdagangan
2.      Saluran perkawinan
3.      Saluran tasawuf
4.      Saluran pendidikan
5.      Saluran kesenian
6.      Saluran politik

Sampai berdirinya kerajaan-kerajaan Islam itu, perkembangan agama Islam        di Indonesia dapat dibagi menjadi 3 fase :
1.      Singgahnya pedagang-pedagang Islam di pelabuhan-pelabuhan nusantara.
2.      Adanya komunitas-komunitas Islam di beberapa daerah kepulauan Indonesia sumbernya disamping berita-berita asing. Juga makam-makam Islam.
3.      Berdirinya kerajaan-kerajaan Islam.

 

Kerajaan-Kerajaan Islam Sebelum Penjajahan Belanda :

1.   Kerajaan Islam pertama di Sumatera
a.       Samudrera Pasai
b.      Aceh Darussalam
2.   Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa
a.       Demak
b.      Pajang
c.       Mataram
d.      Cirebon dan Banten


DAFTAR  PUSTAKA


Ø  Siti Maryam, Sejarah Peradaban Islam; Dari Masa Klasik Hingga Modern, Yogyakarta, Jurusan SPI Fak. Adab IAIN Sunan Kalijaga bekerja sama dengan LEPSI Yogyakarta, 2003.
Ø  Prof. Dr. Komarudin Hidayat, Pranata Islam Di Indonesia, Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 2002.
Ø  Badriyatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta, Raja Grafindo Persada, tt.
Ø  Zuharini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta, DEPAG, 1986.


1) Siti Maryam, Sejarah Peradaban Islam; Dari Masa Klasik Hingga Modern, ( Yogyakarta : Jurusan SPI Fak. Adab IAIN Sunan Kalijaga bekerja sama dengan LEPSI Yogyakarta, 2003 ), hlm. 379.
2) Ibid, hlm. 384.
3) Prof. Dr. Komarudin Hidayat, Pranata Islam Di Indonesia, ( Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 2002 ), hlm. 167.
4) Badriyatim, Sejarah Peradaban Islam, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, tt ), hlm. 183.
5) Zuharini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, ( Jakarta : DEPAG, 1986 ), hlm. 129.
6) Badriyatim, Op.Cit, hlm. 194.
7) Ibid, hlm. 201.
8) Ibid, hlm. 205.
9) Ibid, hlm. 208.
10) Ibid, hlm. 209.
11) Zuharini, Op.Cit, hlm. 187.
12) Ibid, hlm. 147.
13) Badriyatim, Op.Cit, hlm. 212.
14) Ibid, hlm. 174.

Blogger templates

 

Sample text

Sample Text

Sample Text