Social Icons

Pages

Kamis, 10 Oktober 2013

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM TENTANG KEDUDUKAN MANUSIA DALAM ALAM SEMESTA


Pendahuluan

Manusia dilahirkan di atas dunia, ia berada di dalam dunia. Manusia didalam dunia menyatu dengan dunia. Manusia merupakan kesatuan dengan dunia. Manusia tidak dapat dipisahkan dari alam dunia. Hubungan manusia dengan sekitar fisik dan sosial ini bersifat kausal ( sebab – akibat ). Pada satu sisi manusia menimbulkan perubahan alam sekitar, tetapi disisi lain manusia dipengaruhi alam sekitar. Alam sekitar berpengaruh pada pembentukan pribadi manusia. Namun dengan tangannya manusiapun mampu mengubah alam sekitar dan benda-benda menjadi barang yang berguna bagi kehidupannya.1)
Dalam makalah ini akan kami coba untuk membahas mengenai proses penciptaan dan kedudukan manusia di alam semesta serta implikasinya terhadap pendidikan.

A.    Proses Penciptaan Manusia Dalam Al-Qur'an

Dalam Al-Qur'an, kelahiran manusia dikatakan dengan mulainya kehidupan di bumi, dan semua makhluk hidup lainnya dianggap sebagai bagian dari kehidupan manusia juga. Manusia berada di bumi ini tidak lebih dari           10.000 tahun. Kehidupan manusia bermula dari bola api yang menjadi unsur matahari dan berkembang menjadi jiwa yang cemerlang.2)
Setidaknya ada 3 kata yang digunakan Al-Qur'an untuk menunjuk makna manusia yaitu : Al-Basyar, Al-Insan, dan Al-Nas. Meskipun ketiga kata tersebut menunjukkan pada makna manusia, namun secara khusus mempunyai pengertian yang berbeda.3)



Makna Al-Basyar juga dapat diartikan Mutamasah yaitu persentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan. Seperti firman Allah SWT :



Artinya : Maryam berkata : Ya Tuhanku bagaimana mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun            ( Al-Basyar ).4)
Makna Al-Insan dapat diartikan harmonis, lemah, lembut, tampak atau pelupa. Firman Allah SWT :



Artinya :  Ayahnya berkata : Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat maker ( untuk membinasakan )mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia ( QS. Yusuf ).5)
Dalam menunjukkan manusia kata Al-Nas lebih bersifat umum dimana Al-Nas menunjuk manusia sebagai makhluk sosial. Firman Allah SWT :



Artinya :  Maka jika kamu tidak dapat membuat (Nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuatnya, peliharalah dirimu dari neraka yang baha bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.                             ( QS. Al-Baqoroh : 24 ).6)



B.     Fungsi Penciptaan Manusia Dalam Alam Semesta
Dalam Al-Qur'an dinyatakan bahwa Allah SWT menciptakan manusia bukan secara main-main, melainkan dengan suatu tujuan dan fungsi, secara global tujuan dan fungsi penciptaan manusia itu dapat diklasifikasikan kepada        2 fungsi yaitu :
1)      Sebagai kholifah
Dimana Al-Qur'an menegakkan bahwa manusia diciptakan Allah sebagai pengemban amanat, oleh karenanya manusia diberi kedudkan sebagai kholifahnya dimuka bumi.7) Firman Allah SWT :


Artinya :  Dialah yang menetapkan kamu menjadi khalifah-khalifah di muka bumi, dan ditinggikannya sebagian kamu daripada sebagian beberapa darojat untuk mencobaimu dari hal apa saja yang diberikannya padamu. Sesungguhnya siksaan Tuhan engkau amat jelas dan sesungguhnya Tuhan pengampun lagi penyayang.                     ( QS. Al-An’am : 165 ).8)
2)      Abd ( Pengabdi Allah )
Konsep ‘Abd mengacu pada tugas-tugas individual manusia sebagai hamba Allah tugas ini diwujudkan dalam bentuk pengabdian ritual kepada Allah SWT dengan penuh ikhlas. Secara luas, konsep ‘Abd sebenarnya meliputi seluruh aktivitas manusia dalam kehidupannya.9)
Kedudukan sebagai hamba Allah ini memang menjadi tujuan Allah menciptakan manusia dan makhluk-makhluk lainnya. Firman Allah :


Artinya :  Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah Aku. ( QS. Adz-Dzariyah : 56 ).10)
Agar manusia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya, maka manusia dibekali Allah SWT dengan berbagai potensi atau kemampuan, potensi atau kemampuan itu disebut oleh Hasan Langgulung sebagai sifat-sifat Tuhan yang tersimpuh dalam Al-Qur'an dnenga nama-nama yang indah       ( Asma’ul Husna ). Oleh karena itu manusia harus mendayagunakan potensi yang dianugrahkan kepadanya secara bertanggung jawab dalam rangka merealisasikan tujuan dan fungsi penciptaannya di alam ini baik sebagai ‘Abd maupun kholifah.11)

C.    Implikasi Konsep Manusia Dalam Pendidikan Islam
Bahwa dunia pengalaman manusia yang harus memperkaya kepribadian bukanlah hanya alam raya dan isinya dalam arti sebagai pengalaman sehari-hari, melainkan sebagai suatu yang tak terbatas, realitas fisik, spiritual, yang tetap dan yang berubah-ubah termasuk tertib dan hukum yang menentukan kehidupan manusia.12)
Para ahli pendidikan muslim umumnya sependapat bahwa teori dan praktek kependidikan Islam harus didasarkan pada konsepsi dasar tentang manusia. Tanpa kejelasan tentang konsep ini pendidikan akan meraba-raba, bahkan pendidikan tidak dapat dipahami secara jelas.
Setelah kita tahu tentang filsafat penciptaan manusia dan fungsi penciptaannya dalam alam semesta. Paling tidak ada 2 implikasi terpenting dalam hubungannya dengan pendidikan Islam yaitu :
1)      Manusia adalah makhluk yang merupakan resultan dari 2 komponen ( materi dan imateri ) maka sistem pendidikan Islam harus dibangun di atas konsep kesatuan antara pendidikan qalbiyah dan aqliyah sehingga mampu menciptakan manusia-manusia yang pintar secara intelektual, dan terpuji secara moral, jika kedua komponen tersebut terpisah maka manusia tidak akan pernah menjadi pribadi-pribadi yang sempurna.
2)      Pendidikan Islam harus merupakan upaya yang ditunjukkan ke arah pengembangan potensi yang dimiliki manusia, dalam arti berkemampuan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi diri, masyarakat dan lingkungannya sebagai realisasi fungsi dan tujuan penciptaannya.13)
Dari uraian tersebut, jelaslah bahwa pendidikan Islam itu berusaha mengembangkan aspek-aspek individualitas, sosialitas, moralitas maupun aspek religius, sehingga nantinya akan tercapai kehidupan yang harmonis, seimbang antara kebutuhan fisik material dengan kebutuhan mentah spiritual dan antara duniawiyah dan ukhrawiyah.14)

Kesimpulan

Pandangan filsafat tentang hakekat manusia adalah bahwa manusia itu sebagai subyek pendidikan, sekaligus juga sebagai objek pendidikan. Dimana didalamnya terdapat suatu proses penciptaan manusia dalam Al-Qur'an, dimana ada 3 kata yang digunakan dalam Al-Qur'an untuk menunjukkan makna manusia yaitu : Al-Basyar, Al-Insan, dan Al-Nas. Terdapat juga fungsi penciptaan manusia dalam      Al-Qur'an yaitu sebagai kholifah di bumi dan sebagai pengabdi kepada Allah. Adanya suatu implikasi konsep manusia dalam pendidikan dimana terdapat                2 implikasi   yaitu :
a.       Manusia adalah makhluk yang merupakan resultan dari 2 komponen ( materi dan imateri ) yang berpengaruh dalam pendidikan.
b.      Bahwa pendidikan Islam harus merupakan upaya yang ditanggulangkan untuk mengembangkan potensi manusia.
Demikianlah makalah kami yang dapat kami jelaskan, semoga dapat bermanfaat dan apabila ada kekurangan kami minta maat.




DAFTAR  PUSTAKA


v  Dr. H. Samsul Nizar, MA, Filsafat Pendidikan Islam, ( Jakarta : Ciputat Pers, 2002 ).
v  Dra. Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. II, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1995 ).
v  Al-Haj Hafiz Ghulam Srwar, Filsafat Qur’an, ( Jakarta : Pustaka Firdaus 1995 ).
v  H. Alamsyah, Al-Qur'an dan Terjemahan, ( Jakarta, 30 Agustus 1978 ).
v  Dra. Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. II, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1995 ).
v  Moh. Noor Syam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila, ( Surabaya : Usaha Nasional, 1986 ).
v  Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, ( Jakarta : Pustaka Al-Husna,     1989 ).


1) Dra. Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. II, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1995 ), hal. 80.
2) Al-Haj HAF 12 Ghulam Srwar, Filsafat Qur’an, ( Jakarta : Pustaka Firdaus 1995 ), hal. 114.
3) Dr. H. Samsul Nizar, MA, Filsafat Pendidikan Islam, ( Jakarta : Ciputat Pers, 2002 ), hal. 2.
4) H. Alamsyah, Al-Qur'an dan Terjemahan, ( Jakarta, 30 Agustus 1978 ), hal. 81.
5) Ibid, hal. 347.
6) Ibid, hal. 12.
7) Dr. H. Samsul Nizar, MA, Filsafat Pendidikan Islam, ( Jakarta : Ciputat Pers, 2002 ), hal. 17.
8) Dra. Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. II, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1995 ), hal. 87.
9) Samsul Nizar, Op.Cit, hal. 19.
10) Dra. Zuhairini, Op.Cit, hal. 88-89.
11) Dr. H. Samsul Nizar, Op.Cit, hal. 20-21.
12) Moh. Noor Syam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila, ( Surabaya : Usaha Nasional, 1986 ), hal. 32.
13) Dr. H. Samsul Nizar, Op.Cit, hal. 21-22.
14) Dra. Zuhairini, Op.Cit, hal. 95.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger templates

 

Sample text

Sample Text

Sample Text