BIOGRAFI Al-QADI ABU YA’LA
1.
Biografi
Al-Qadi Abu Ya’la
Nama lengkap Al-Qadi Abu Ya’la ialah
Muhammad bin Al-Husein bin Muhammad bin Khalaf bin Ahmad bin Al-Farra’ dikenal
sebagai Qadi ( hakim ) besar, ahli fiqh madzhab Hambali dan seorang muhadits,
lahir pada malam tanggal 29 Muharram 380 H.
Al-Qadi Abu Ya’la lebih populer dipanggil dengan sebutan Abu Ya’la.
Al-Qadi Abu Ya’la adalah ulama paling
menonjol dalam semua bidang. Ia fasih membaca Al-Qur'an dengan 10 Qira’at, dan
banyak hafal hadits dengan sanad yang tinggi. Kuliah-kuliahnya yang
diselenggarakan di Masjid Jami Al-Mansur dihadiri oleh masyarakat dalam jumlah
yang tidak dapat dihitung. Karena berjubelnya, sampai orang tidak dapat
bersujud kecuali pada punggung yang lain. Mereka yang hadir di majelis itu
terdiri dari para hakim terkemuka, tokoh-tokoh masyarakat, para ulama, fuqaha
dan masyarakat lainnya.
Disamping sangat ahli dalam berbagai
disiplin ilmu, Al-Qadi Abu Ya’la juga dikenal sangat bersahaja, jujur, berbudi
pekerti luhur, rajin shalat dan tidak banyak bicara kecuali untuk hal-hal yang
penting saja.
2.
Guru-Guru
Al-Qadi Abu Ya’la
Pendidikan pertamanya dimulai dengan
menekuni Hadits pada Abu Al-Hasan Sukkari, pada tahun 385 H. Sesudah itu tidak
lagi hari-hari yang dilaluinya tanpa mengaji dan mendalami ilmu pengetahuan
dari banyak guru, antara lain :
a.
Abu
Al-Qasim Musa bin Isa Al-Sarraj
b.
Ibnu Sa’id
c.
Ibnu Abi
Dawud
d.
Abu Tahir
Al-Mukhlis
e.
Abu
Al-Qasim Isa bin Ali Al-Wazir
f.
Abu Qasim
Al-Saidalani
g.
Umm Al-Fat
binti Al-Qadi Abu Bakar bin Kamil
h.
Abu
Al-Qasim ( kakek dari ibunya )
i.
Qadi Abu
Muhammad bin Al-Akfani
j.
Al-Hakim
Abu Abdullah Al-Nisapuri
k.
Abu Al-Fat
bin Abu Al-Fawaris
3.
Murid-Murid
Al-Qadi Abu Ya’la
Sementara para muridnya yang menjadi
teman-temannya sendiri maupun dari yang satu generasi tercatat nama-nama
seperti ;
a.
Abu Bakar
Ahmad bin Ali bin Sabit Khatib
( penulis Tarikh Bagdad )
b.
Hibbatullah
bin Abd Al-Wahhab bin Mandah
c.
Abu
Al-Hasan bin Al-Tuyuri
d.
Abd
Al-Khaliq bin Isa Abu Ja’far bin Abu Musa Al-Syarif Al-Hasyimi
e.
Ulama
besar madzhab Hambali
f.
Syafi’i
bin Salih bin Hatim Al-Faqih.
g.
Abu
Al-Khattab Mahfuz bin Ahmad Al-Kalauzani
( penulis kitab Al-Hidayah )
Dan dari generasi dibawahnya tercatat
antara lain :
- Abu Al-Hasan Al-Baghdadi
- Abu Ali bin Al-Banna
- Abu Al-Wafa’ bin Qawwas
- Qadi Abu Ali Al-Zabibi
- Abu Abdillah Al-Anmati
- Abu Al-Hasan Al-Nahri
- Abu Al-Wafa bin Aqil
- Talhah Al-Aquli
- Abu Al-Hasan bin Jiddan Al-Akhbari
- Abu Abdillah Al-Bajasra’i
- Abu Ya’la bin Al-Kayyali
- Dan masih banyak lagi yang lainnya.
4.
Karya-Karya
Al-Qadi Abu Ya’la
Imam ini telah menulis sejumlah besar
karya ilmiah yang belum ada tandingannya. Antara lain :
a.
Ahkam
Al-Qur’an
b.
Naql
Al-Qur'an
c.
Al-Mu’tamad
dan ringkasannya
d.
Al-Muqtabas
dan ringkasannya
e.
Uyun
Al-Masa’il Al-Radd ala Al-Asy’ariyah
f.
Al-Radd
ala Al-Karamiyyah
g.
Al-Radd
ala Al-Salimiyyah
h.
Al-Radd
ala Al-Mujasunnah
i.
Al-Radd
ala Ibnu Al-Labban
j.
Ibntal
Al-Takwilat li Akhbar Al-Sifat
k.
Al-Kalam
fi Huruf Al-Mu’jam.
Disamping itu Al-Qadi Abu Ya’la juga
menulis empat buku pengantar untuk kajian :
- Ushul Al-Din
- Isbat Imamat Al-Khulafa’ Al-Arba’ah wa Tabri’ah Mu’awiyah Al-Uddah fi Usul Al-Fiqh dan ringkasannya.
- Al-Kifayah fi Usul Al-Fiqh dan ringkasannya.
- Al-ahkam Al-Sultaniyyah.
- Al-Mujarrad fi Al-Madzhab
- Al-Kharqi
- Al-Khisal wa Al-Aqsam
- Al-Khilaf Al-Kabir
- Dan masih banyak lagi.
5.
Wafatnya
Al-Qadi Abu Ya’la
Al-Qadi Abu Ya’la meninggal dunia
pada malam senin, 19 Ramadhan 458 H. Shalat jenazahnya dilaksanakan di Masjid
Jami’ Al-Mansur dengan imam Shalat Abu Al-Qasim, putranya sendiri.
Ikut mengantar jenazahnya antara lain
:
a.
Qadi
Al-Qudat Abu Abdullah Al-Damghani
b.
Para hakim
c.
Abu
Al-Fawaris Tarrad
d.
Para
pejabat pemerintahan
e.
dan
tokoh-tokoh masyarakat.
Al-Qadi Abu Ya’la dikubur di
pemakaman Ahmad bin Hambal di Bab Harb, Baghdad.
6.
Setting
Sosial Politik Pada Masa Al-Qadi Abu Ya’la
Ketika bukunya yang berjudul Ibtal
Takwil Al-Asma’ wa Al-Sifat beredar dikalangan masyarakat luas dan
menimbulkan heboh, Al-Qadi Abu Ya’la dipanggil ke istana Khalifah Al-Qa’im bi
Amrillah ( tahun 432 H ). Ditempat ini ia dihadapkan pada sidang yang dihadiri
oleh sejumlah besar ulama dan tokoh-tokoh penting.
Setelah itu keluarlah keputusan
pemerintah yang menyatakan bahwa Madzhab Al-Qadiri tentang Al-Asma wa
Al-Sifat adalah sesuai dengan keyakinan Abu Ya’la. Keputusan ini
ditandatangani oleh para ulama besar seperti Al-Syeikh Al-Zahid Al-Qazwaini dan
Qadi Abu Tayyib Al-Tabari. Peristiwa itulah yang justru melambungkan namanya.
Ketika Qadi Ibnu Makula meninggal
dunia, khalifah Al-Qa’im bi Amrillah meminta agar segera diangkat Qadi baru
untuk wilayah ke-khilafah-an dan sekitarnya. Ia haruslah seorang yang pandai
dan zahid. Maka ditunjuklah Al-Qadi Abu Ya’la.
Tetapi ia menolak. Sesudah
berulangkali didesak, akhirnya Abu Ya’la menerimanya dengan berberapa syarat,
antara lain :
- Ia tidak akan menghadiri resepsi kenegaraan
- Ia tidak akan keluar dalam setiap penyambutan resemi kenegaraan.
- Ia Tidak akan datang ke istana.
Ini semua Al-Qadi Abu Ya’la lakukan demi penghormatan kepada ilmu. Selain
itu Al-Qadi Abu Ya’la juga minta diperkenankan libur dua hari dalam sebulan
untuk beristirahat di pinggir sungai Ma’la dan Bab Al-Azj. Khalifah menyetujui
semua persyaratan tersebut.
Dalam tugasnya, Al-Qadi Abu Ya’la
memulai tradisi baru dengan memutuskan perkara-perkara keuangan, pidana dan
kejahatan seksual. Sukses besarnya dalam pengadilan membuat tugasnya bertambah.
Al-Qadi Abu Ya’la juga diangkat
menjadi hakim untuk wilayah Haran dan Halwan. Berkat jasa Al-Qadi Abu Ya’la
keadaan kedua wilayah ini menjadi stabil. Sesudah itu ia kembali menetap di
Baghdad. Kondisi pemerintahan berjalan aman dan damai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar