Social Icons

Pages

Kamis, 10 Oktober 2013

KERAJAAN MONGOL


BAB  I
PENDAHULUAN

Jatuhnya kota Baghdad pada masa khalifah Al-Mu’tasihim pada tahun               1258 M ke tangan bangsa Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan cucu                  Jengis Khan bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah, tetapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam. Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya khazanah ilmu pengetahuan itu lenyap dibumi hanguskan pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan yang bergelar Tikhan. Wilayah kekuasaan khilafah Abbasiyah tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan-kerajaan kecil yang satu sama lain saling memerangi.                      India merupakan wilayah Islam sejak masa khalifah Al-Walid dari Dinasti                    Bani Umayyah pun tak terelakkan dari penyerangan hingga jatuh ke tangan bangsa Mongol.
Setelah satu abad umat Islam menderita dibawah kekuasaan bangsa Mongol dan berusaha bangkit dari kehancuran, malapetaka datang kembali. Penyerangan membabi buta terulang kembali di bawah pimpinan Timur Lenk ( Timur Si Pincang ) keturunan Jengis Khan ( Raja yang perkasa ). Walaupun sudah masuk Islam namun sisa-sisa kebiadaban dan kekejaman sifat Timur Lenk masih melekat kuat. Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar yaitu Ustmani di Turki, Syafawi               di Persia dan Mughol di India.









BAB  II

PEMBAHASAN

KEJAYAAN KERAJAAN MUGHOL

1.      Zahiruddin Babur ( 1482 – 1530 M ).
Kerajaan Mughol di India dengan ibukota Delhi didirikan oleh cucu Timur Lenk pada tahun 1526 M, Zaharuddin Babur. Ia lahir pada tahun 1482 M, putra Umar Mirza penguasa Ferghana Babur mewarisi kekuasaan daerah Ferghana dari orang tuanya semasa ia berusia 11 tahun, sepeninggal ayahnya.
Tahun 1429 M berhasil menundukkan, menguasai Samarkand atas bantuan             Raja Syafawi, Ismail I.
Tahun 1504 M berhasil menduduki Kabul, Ibukota Afganistan.
Tahun 1525 M berhasil menguasai Punjab dengan Ibukota Lahore.
Tahun 1526 M tanggal 21 April berama tentaranya menuju Delhi, terjadilah pertempuran yang dahsyat di Panipat. Pada waktu itu Delhi berada dibawah pimpinan Ibrahim Lodi. Babur berhasil menduduki Delhi India. Sejak saat itu berdirilah kerajaan Mughol di India.
Berdirinya kerajaan Mughol memicu raja-raja Hindu di seluruh India menyusun angkatan perang untuk menyerang Babur. Namun pasukan Hindu dapat dikalahkan Babur. Sementara itu di Afganistan masih ada golongan yang setia kepada keluarga Lodi. Mereka mengangkat adik kandung Ibrahim Lodi, Mahmud menjadi Sultan. Sultan Mahmud Lodi melakukan pemberontakan, namun dapat dengan mudah dikalahkan Babur dalam pertempuran dekat Gogra tahun 1529 M. tahun 1530 M Babur meninggal dunia dalam usia 48 tahun. Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh anaknya Humayun.

2.      Humayun ( 1530 – 1539 M ).
Selama masa pemerintahannya banyak menghadapi tantangan, negara tidak pernah aman. Diantaranya tantangan yang muncul adalah pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang memisahkan diri dari Delhi. Pemberontakan dapat dipadamkan, Bahadur Syah melarikan diri, Gujarat dikuasai Humayun.
Pada tahun 1540 M terjadi pertempuran dengan Sherkan di Kananja. Dalam pertempuran itu Humayun mengalami kekalahan dan melarikan diri ke Kandahar dan selanjutnya ke Persia.
Pada tahun 1555 M Humayun dengan Raja Persia kembali menyerang Delhi dan berhasil menguasai dan menduduki Kerajaan Mughol.
Pada tahun 1556 Humayun meninggal dunia karena terjatuh dari tangga perpustakaannya, Din Panali.
Humayun digantikan oleh anaknya Akbar yang berusia 14 tahun, karena masih muda maka urusan kerajaan diserahkan kepada Bairan Khan, seorang Syi’i.              Pada masa akbar inilah Kerajaan Mughol mencapai kejayaan.

3.      Akbar ( 1556 – 1605 M ).
Di awal masa pemerintahannya Akbar menghadapi sisa-sisa keturunan Sher Khan Shah yang masih berkuasa di Punjab. Pemberontakan yang mengancam kekuasaan Akbar adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Himu yang menguasai Gwalion dan Agra. Pasukan pemberontak berusaha memasuki kota Delhi. Bairan Khan menyambut kedatangan mereka hingga terjadi peperangan hebat yang disebut Paniput II pada tahun 1556 M. Himu dapat dikalahkan, ditangkap dan dieksekusi, setelah dewan akbar berusaha menyingkirkan Bairan Khan yang sudah mempunyai pengaruh kuat dan terlampau memaksakan kepentingan aliran Syi’ah. Bairan Khan memberontak, tetapi dapat dikalahkan oleh Akbar di Jullandur tahun 1561 M. Setelah persoalan dalam negeri teratasi, Akbar mulai menyusun program ekspansi. Ia menguasai Chundar, Ghand, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narkala, Ahmadnagar dan Asirgali.
Pada masa pemerintahannya Akbar menerapkan politik Sulakhul                    ( toleransi universal ). Dengan politik ini rakyat India dipandang sama, tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan agama. Kemajuan yang dicapai                 Akbar masih dapat dipertahankan oleh tiga sultan berikutnya yaitu                        Jehangis ( 1605 – 1628 M ), Syah Jehan ( 1628 – 1658 M ) dan Aurangzeb                    ( 1658 – 1707 M ). Setelah itu kerajaan Mughol tidak dapat dipertahankan lagi oleh raja-raja berikutnya. Kemantapan stabilitas politik karena sistem pemerintahan yang diterapkan Akbar membawa kemajuan dalam berbagai bidang. Dalam bidang ekonomi, Kerajaan Mughol dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan perdagangan. Sumber keuangan negara pada masa itu lebih banyak bertumpu pada sektor pertanian. Kerajaan berhak atas sepertiga dari hasil pertanian di negeri ini. disamping untuk kebutuhan dalam negeri, hasil pertanian itu di ekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia Tenggara brsamaan dengan hasil kerajinan, seperti kain tenun dan kain tipis yang banyak diproduksi di Gujarat dan Bengal. Untuk meningkatkan produksi, Jehangis mengizinkan Inggris ( 1611 M ) dan Belanda ( 1617 M ) untuk mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian di Surat.
Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga berkembang. Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasa Persia maupun India. Penyair India yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi, seorang sastrawan sufi yang menghasilkan karya besar berjudul Padmavat, karya Alegoris yang mengandung pesan kebajikan jiwa manusia. Pada masa Aurangzeb muncul seorang sejarawan bersama Abu Fadl dengan karyanya Akkbar Nama dan Aini Akhbar, yang memaparkan sejarah Kerajaan Mughol beradasarkan figur pemimpinnya. Karya seni yang masih dapat dinikmati sekarang dan merupakan karya seni terbesar yang dicapai Kerajaan Mughol adalah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan. Pada masa Akbar dibangun istana Katpur Sikri di Sikri, villa dan masjid-masjid yang indah. Pada masa Syah Jehan dibangun masjid berlapis mutiara dan Taj Mahal di Agra, Masjid Raya Delhi dan istana indah di Lahore.

KEMUNDURAN DAN RUNTUHNYA KERAJAAN MUGHOL

Sepeninggal Aurangzeb ( 1707 M ), tahta kerajaan dipegang oleh Muazzan bergelar Bahadur Syah ( 1707 – 1712 M ) putra tertua Aurangzeb yang sebelumnya berkuasa di Kabul. Ia menganut aliran Syi’ah. Pada masa pemerintahannya ia dihadapkan pada pemberontakan Sikh, pemberontakan penduduk Lahore. Sepeninggal Bahadur Syah terjadi perebutan kekuasaan di kalangan keluarga istana. Bahadur Syah digantikan putranya Azimus Syah. Akan tetapi pemerintahannya ditentang Zulfiqan Khan, putra Azad Khan, wazir Aurangzeb. Azimus Syah meninggal tahun 1712 M dan digantikan oleh putranya Jihandar Syah yang mendapat tantangan dari adiknya sendiri Farukh Syah. Jihandar Syah disingkirkan Farukh Syah pada tahun 1713 M.
Farukh Syah berkuasa sampai tahun 1719 M dengan dukungan Sayyid, tapi tewas di tangan para pendukungnya pada tahun 1719 M. sebagai gantinya diangkat Muhammad Syah ( 1719 – 1748 M ). Namun ia dan pendukungnya terusir oleh suku Asyyar di bawah pimpinan Nadir Syah yang sebelumnya telah melenyapkan kekuasaan Syayawi di Persia. Nadir Syah menundukkan Kerajaan Mughol karena kerajaan ini banyak membantu pemberontak Afghan di Persia. Oleh karena itu pada tahun 1739 M, dua tahun setelah menundukkan Persia, ia menyerang Kerajaan Mughol. Muhammad Syah mengaku kalah dan tunduk pada Nadir Syah. Muhammad Syah kembali berkuasa di Delhi setelah bersedia memberi hadiah yang sangat banyak kepada Nadir Syah. Kerajaan Mughol baru dapat melakukan restorasi kembali, setelah jabatan wazir dipegang Chin Qilich Khan yang bergelar Nizam Al-Mulk                ( 1722 – 1732 M ). Pada tahun 1732 M Nizam Al-Mulk meninggalkan Delhi menuju Hiderabad dan menetap disana.
Konflik-konflik berkepanjangan berakibat pemerintahan lemah, hingga pemerintahan daerah melepaskan loyalitasnya dari pemerintahan pusat, bahkan memperkuat posisi pemerintahan masing-masing. Hiderabad dikuasai Nizam                 Al-Mulk, Marathas dikuasai Shivaji, Rajfut dikuasi Singh dari Amber, Punjab dikuasai kelompok Sikh, Oudh dikuasi oleh Sadat Khan, Bengal dikuasai Syuja              Al-Din, menantu Mursyid Qulle, penguasa Bengal yang diangkat Aurangzeb. Wilayah-wilayah pantai dikuasai pedagang asing terutama EIC, Inggris.
Setelah Muhammad Syah meninggal, kerajaan dipegang oleh Ahmad Syah                   ( 1748 – 1754 M ), kemudian dilanjutkan oleh Alamshir II ( 1754 – 1759 M ), dilanjutkan oleh Syah Alam ( 1761 – 1806 M ). Pada tahun 1761 M, Kerajaan Mughol diserang oleh Ahmad Khan Durrani dari Afghan. Kerajaan Mughol berada di bawah kekuasaan Afghan meskipun Syah Alam tetap diizinkan memakai gelar sultan.
Ketika kerajaan Mughol dalam keadaan lemah, perusahaan inggris EIC mengangkat senjata melawan kerajaan Mughol. Akhirnya Syah Alam membuat perjanjian damai dengan menyerahkan Oudh, Bengal, dan Oriba kepada inggris. Sementara itu Najibal Daula wazir Mughol dikalahkan oleh aliansi Sikh hindu, hingga Delhi dikuasai Sindhia dari Marathas. Akan tetapi Sindhia dapat dihalau kembali oleh Syah Alam dengan bantuan Inggris ( 1803 M ).
Syah Alam meninggal tahun 1806 M. Tahta kerajaan dipegang oleh Akbar II ( 1806 – 1837 M ). Pada masa pemerintahannya Akbar memberi konsesi kepada EIC untuk mengembangkan usahanya di anak benua India, tapi pihak perusahan harus menjamin kehidupan raja dan keluarga istana. Dengan demikian kekuasaan ditangan Inggris.
Bahadur Syah ( 1837 – 1858 M ) penerus Akbar tidak menerima perjanjian antara EIC dengan ayahnya. Pada saat itu pula EIC sedang mengalami kerugian karena kurang efisien penggunaan dana penyelenggaraan administrasi perusahaan. Akibat kerugian tersebut, guna memenuhi kebutuhan istana, EIC mengadakan pungutan yang tinggi kepada rakyat. Karena ditekan rakyat baik yang Hindu maupun Islam bangkit mengadakan pemberontakan. Mereka meminta kepada Bahadur Syah untuk menjadi lambang perlawanan demi mengembalikan kekuasaan Mughol           di India. Maka terjadilah perlawanan rakyat India terhadap kekuatan Inggris pada bulan Mei 1857 M. Namun perlawanan mereka dapat dipatahkan dengan mudah karena Inggris mendapat dukungan dari beberapa penguasa lokal Hindu dan Muslim. Inggris kemudian menjatuhkan hukuman kejam terhadap para pemberontak.             Mereka diusir dari Delhi, rumah ibadah banyak yang dihancurkan dan Bahadur Syah, Raja Mughol terakhir diusir dari istana ( 1858 M ). Dengan demikian berakhirlah sejarah kekuasaan dinasti Mughol di daratan India, dan tinggallah disana umat Islam yang harus berjuang mempertahankan eksistensi mereka.



BAB  III

KESIMPULAN

-          Pada masa Khilafah Bani Umayyah, tepatnya masa pemerintahan Khalifah               Al-Walid Ibn Abdul Malik ( 705 – 715 M ), melakukan ekspansi kekuasaannya sampai ke India dibawah pimpinan Muhammad Ibn Qosim.
-          Pada masa pemerintahan khalifah Marwan bin Muhammad khalifah terakhir       Bani Umayyah tahun 750 Daulah Umayyah digulingkan Bani Abbas dan berdiri Dinasti Abbasiyah.
-          Pada tahun 1258 Dinasti Abbasiyah jatuh ke tangan bangsa Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan beragama Syamasnism.
-          Pada tahun 1328 Timur Lenk ( beragama Islam ) cucu Jenghis Khan menyerang India dan berhasil menguasainya. Masa kejayaan dinasti Timuriyah ( Mongol ) berakhir pada masa pemerintahan Abu Said ( 1452 – 1469 M ).
-          Pada tahun 1526 Zaharuddin Babur, putra Umar Mirza, cucu Timur Lenk berhasil mendirikan kerajaan Mughol di India.
-          Pada tahun 1858 berakhirlah kekuasaan Dinasti Mughol di daratan India.               India berada dibawah kekuasaan penjajah inggris ( Kristen ).



DAFTAR  PUSTAKA


Yatim Badri, MA., Drs. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1993.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger templates

 

Sample text

Sample Text

Sample Text