Social Icons

Pages

Minggu, 12 Februari 2012

makiyyah madaniyah


BAB I

PENDAHULUAN

Umat Islam sepakat bahwa kumpulan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang disebut Al-Qur'an dan yang termuat dalam mushaf, adalah otentik ( semuanya adalah betul-betul dari Allah SWT ), dan semua wahyu yang diterima Nabi Muhammad SAW dari Allah melalui malaikat Jibril telah termuat dalam Al-Qur'an. Keotentikan Al-Qur'an ini dapat dibuktikan dari                 kehati-hatian para sahabat Nabi memeliharanya sebelum ia dibukukan dan dikumpulkan. Begitu pula kehati-hatian para sahabat dalam membukukan dan memelihara penggandaannya.
Al-Qur'anul Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu diantaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah, dan ia adalah kitab yang selalu dipelihara.[1]
Demikianlah Allah menjamin keotentikan Al-Qur'an, jaminan yang diberikan atas dasar Kemahakuasaan dan Kemahatahuan-Nya, serta berkat upaya-upaya yang dilakukan oleh makhluk-makhluk-Nya, terutama oleh manusia. Dengan jaminan ayat di atas, setiap Muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan didengarnya sebagai              Al-Qur'an tidak berbeda sedikit pun dengan apa yang pernah dibaca oleh              Rasulullah SAW, dan yang didengar serta dibaca oleh para sahabat Nabi SAW.[2]
Untuk lebih jelasnya mengetahui Definisi Makkiyah dan Madaniyah akan dibahas dalam bab pembahasan berikut ini.







BAB  II

PEMBAHASAN

DEFINISI MAKKIYAH DAN MADANIYAH

A.    Isi Kandungan Al-Qur'an
Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW kurang lebih selama 23 tahun dalam dua fase, yaitu 13 tahun pada fase sebelum beliau hijrah ke Mekah ( Makiyah ) dan 10 tahun pada fase sesudahnya hijrah ke Madinah              ( Madaniyah ). Isi Al-Qur'an terdiri dari 114 surat, 6236 ayat, 74437 kalimat dan 325345 huruf. Proporsi masing-masing fase tersebut adalah 19/30 ( 80 surat ) untuk ayat-ayat Makiyah dan 11/30 untuk ayat-ayat Madaniyah. [3]
Pokok-pokok isi Al-Qur'an ada lima :
1.      Tauhid, kepercayaan terhadap Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, para Rasul-Nya, Hari Kemudian, dan Qadla dan Qadar yang baik dan buruk.
2.      Tuntunan ibadah sebagai perbuatan yang menghidupkan jiwa tauhid.
3.      Janji dan ancaman; Al-Qur'an menjajikan pahala bagi orang yang mau menerima dan mengamalkan isi Al-Qur'an dan mengacam mereka yang mengingkarinya dengan siksa.
4.      Hukum yang dihajati pergaulan hidup bermasyarakat, untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.[4]
5.      Inti sejarah orang-orang yang tunduk kepada Allah, yaitu orang-orang yang shaleh seperti Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul. Juga sejarah mereka yang mengingkari agama Allah dan hukum-hukumnya. Maksud sejarah ini ialah sebagai tuntunan dan tauladan bagi orang-orang yang hendak mencari kebahagiaan dan meliputi tuntunan akhlaq.

B.     Definisi Makkiyah dan Madaniyah
Para ulama berbeda pendapat tentang definisi Makkiyah dan Madaniyah. Hal ini karena berbeda titik berat segi pembicarannya. Dalam hal ini ada tiga pendapat :[5]
Pertama, segi waktu.
Makkiyah ialah yang turun sebelum Nabi hijrah meskipun tempat turunnya tidak di Mekah. Madaniyah ialah yang turun sesudah Nabi hijroh meskipun turunnya tidak di Madinah.
Contoh, surat An Nisa ayat 58 :


Turun pada fathu Makah, tahun 8 H, ditengah Ka’bah.
Contoh lain : surat Al-Maidah ayat 3 :


Turun di Arofah waktu haji wada tahun 10 H.
Kedua ayat diatas adalah madaniyah karena turun sesudah Nabi hijroh, meskipun turunnya tidak di Madinah.

Kedua, segi tempat
Makkiyah ialah yang turun di Mekah dan sekitarnya seperti Mina, Arofah, Hudaibiyah, dan lain-lain. Madaniyah ialah yang turun di Madinah dan sekitarnya, seperti Uhud, Badar, Quba, dan lain-lain. Kelemahan pendapat kedua ini ialah ayat yang tidak turun di Mekah maupun Madinah tidak dapat digolongkan Makkiyah atau Madaniyah.
Contoh, surat Al-Fath diturunkan dalam Safar, diluar kota Mekah dan Madinah.
Surat Taubat ayat 42 :
Diturunkan di Tabuk.

Surat Az-Zurkhruf ayat 45 :
Diturunkan di Baitul Maqdis pada malam Isro.
Ketiga, segi khitob.
Makkiyah ialah ayat yang ditujukan kepada orang-orang Mekah. Madaniyah adalah ayat yang ditujukan pada orang-orang Madinah. Tanda khitob yang ditujukan pada orang-orang Mekah ialah : Ya ayyuhan nas. Dan yang ditujukan kepada orang-orang Madinah ialah : Ya ayyuhal ladzina amanu.
Akan tetapi pendapat ketiga inipun masih mengandung kelemahan, karena tidak semua surat / ayat memulai khitobnya dengan dua khito diatas. Misalnya : ada yang memakai khitob : Ya bani adam. ( wahai anak adam ).
Juga tidak semua Madaniyah memulai khitobnya dengan Ya ayyuhal ladzina amanu. Ada tujuh tempat dimana surat Madaniyah memulai khitobnya dengan Ya ayyuhan nas, yaitu :
Al-Baqoroh ayat : 21, 168
An-Nisa ayat : 1, 156, 170, 174
Al-Hujurat ayat : 13

C.    Tanda-tanda Makiyah dan Madaniyah :

Makiyyah, tanda atau cirinya yang khas ialah :
a.       Ayat dan suratnya pendek-pendek dan berirama. Contoh :
b.      Khitob ditujukan kepada seluruh mansuia secara umu, oleh karena itu dipakai kata : Ya ayyuhan nas atau Ya bani adam.
c.       Tiap-tiap surat yang didalamnya ada sajdah. Yaitu ayat yang disunnahkan kita bersujud tilawat bila membacanya. Dalam Al-Qur'an ada 14 tempat, riwayat lain mengatakan ada 16 tempat.
d.      Tiap surat yang didalamnya ada lafadz : “Kalla”. Kata ini disebut Al-Qur'an 33 kali, dalam 15 surat. Semuanya terletak diakhir separo Al-Qur'an.
e.       Tiap surat yang memuat kisah para Nabi dan umat-umat purbakala kecuali surat Al-Baqoroh.
f.       Tiap surat dimana ada kisah Adam dan Iblis adalah Makiyah kecuali surat Al-Baqoroh.
g.      Tiap surat yang dibuka dengan huruf-huruf tahajji seperti : Alif lam mim dan sebagainya, kecuali surat Al-Baqoroh dan surat Ali Imron.
Dari segi isi ayat dan surat Makiyah mengandung :
a.       Seruan tauhid, imam kepada Allah SWT, para Rasul, hari bangkit, qiyamat, sorga, neraka dan ayat-ayat kauniyah.
b.      Meletakkan dasar-dasar umum tasyri dan akhlaq mulia yang menjadi asas masyarakat, menyatakan hinanya kaum musyrikin yang menumpahkan darah, makan harta anak yatim, mengubur anak perempuan hidup-hidup dan lain-lain.
c.       Menceritakan umat-umat terdahulu yang hancur sebagai akibat mendustakan para Rasul. Menghibur Nabi sehingga sabar dalam menghadapi siksaan quraisy.

Adapun ciri atau tanda madaniyah ialah :
a.       Ayat dan suratnya panjang-panjang, kurang berirama.
b.      Umumnya khitob ditujukan kepada orang-orang beriman, biasanya memakai seruan : Ya ayyuhal ladzina amanu.
c.       Tiap-tiap surat dimana didalamnya ada faridhoh atau hadd.
d.      Tiap-tiap surat yang menyebut orang munafik, kecuali surat Al-Ankabut.
e.       Tiap surat dimana ada dialog dengan ahli kitab.

Dari segi isi, Madaniyah mengandung :
a.       Menerangkan tentang hukum, seperti muamalat, hudud, keluarga, mawaris, jihad, sosial, perang, hubungan internasional dan lain-lainnya.
b.       Dialog dengan ahli kitab, yahudi dan nasrani dan ajakan kepada mereka untuk masuk Islam. Menerangkan perangai mereka yang merubah isi kitab, menolak kebenaran, timbulnya perselisihan setelah datang kebenaran, dan lain-lain.
c.       Membuka kedok orang munafik, tipu daya mereka, dan bahayanya terhadap agama.



Adapun faedah mengetahui makiyah dan madaniyah ialah :
1.      Membantu dalam menafsirkan Al-Qur'an
2.      Mengetahui tempat dan masa turun Al-Qur'an
3.      Dapat membantu pemahaman atas sesuatu ayat dan menafsirkan dengan tafsir yang sahih.[6]
4.      Mufassir dalam hal dua ayat yang bertentangan dapat membedakan mana yang nasikh dan mana yang mansukh, karena yang terakhir adalah nasikh bagi yang terdahulu.






















BAB  III
KESIMPULAN

Al-Qur'an merupakan wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai sumber dari segala sumber hukum yang sudah dibuatkan bukti keotentikannya.
Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW kurang lebih selama 23 tahun dalam dua fase, yaitu 13 tahun pada fase sebelum beliau hijrah ke Mekah                 ( Makiyah ) dan 10 tahun pada fase sesudahnya hijrah ke Madinah ( Madaniyah ).            Isi Al-Qur'an terdiri dari 114 surat, 6236 ayat, 74437 kalimat dan 325345 huruf. Proporsi masing-masing fase tersebut adalah 19/30 ( 80 surat ) untuk ayat-ayat Makiyah dan 11/30 untuk ayat-ayat Madaniyah.
Demikianlah pemaparan makalah kami semoga apa yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan kita. Tak lupa kami mohon maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan. Terima kasih.
















DAFTAR  PUSTAKA

Ø  Syarifudin, Dr. H. Amir, Ushul Fiqh I, cet. 1, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997.
Ø  Riva’i, Drs. Moh., Ushul Fiqh, cet. 3, Bandung : PT. Amalia, 1985.
Ø  Shihab, Drs. M. Quraish, Membumikan Al-Qur'an, cet. 4, Bandung : Mizan, 1993.
Ø  Drs. Sudaryo El-Kamali, MA, Pengantar Ilmu Tafsir, IAIN Walisongo, Fakultas Syari’ah, Pekalongan, 1988.
Ø  Zahdi, Masjdsuk, Pengantar Ulumul Qur’an, Surabaya : Bina Risyadi Mahkota Ma’arif, 1981.
Ø  Karim, Drs. H. A. Syafi’i, Fiqh Ushul Fiqh, Jakarta : Pustaka Setia, 2000.




[1] Shihab, Drs. M. Quraish, Membumikan Al-Qur'an, cet. 4, Bandung : Mizan, 1993.
[2] Zahdi, Masjdsuk, Pengantar Ulumul Qur’an, Surabaya : Bina Risyadi Mahkota Ma’arif, 1981.
[3] Syarifudin, Dr. H. Amir, Ushul Fiqh I, cet. 1, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997.
[4] Riva’i, Drs. Moh., Ushul Fiqh, cet. 3, Bandung : PT. Amalia, 1985.
[5] Drs. Sudaryo El-Kamali, MA, Pengantar Ilmu Tafsir, IAIN Walisongo, Fakultas Syari’ah, Pekalongan, 1988.
[6] Karim, Drs. H. A. Syafi’i, Fiqh Ushul Fiqh, Jakarta : Pustaka Setia, 2000.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger templates

 

Sample text

Sample Text

Sample Text