Social Icons

Pages

Minggu, 12 Februari 2012

sahabat penulis al-qur'an


BAB  I
PENDAHULUAN

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya yang akhirnya tersusunlah makalah “Para Sahabat Penulis Wahyu, Penghafal Al-Qur'an dan Pengajar ( Guru ) Al-Qur'an ini, sholawat dan salam, kita sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah menghantarkan umatnya menuju jalan yang lebih baik yang diridhai oleh Allah SWT.
Umat Islam telah diberi pegangan hidup baik di dunia maupun diakhirat yaitu kitab suci Al-Qur'anul Karim. Rasulullah dalam akhir hayatnya, beliau pernah berpesan kepada umatnya : “Wahai umatku, aku tinggalkan dua buah pegangan untuk kaitan sebagai petunjuk untuk kehidupan didunia dan akhirat agar kalian selamat daripadanya yaitu Al-Qur'an dan Al-Hadits.
Batasan Al-Qur'an menurut istilah ( syari’at ) adalah firman / kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi mukjizat yang sampai kepada kita ( umatnya ) dengan jalan mutawatir yang ditulis dalam mushaf / lembaran yang dipandang beribadah saat membacanya yang dimulai dari surat Al-Fatihah sampai dengan An-Nash.
Salah satu yang dibanggakan umat Islam dan yang membuktikan bahwa agama Islam adalah agama ilahi yaitu terjaganya keautentikan Al-Qur'an dari dahulu hingga sekarang. Keautentikan Al-Qur'an tersebut dipelihara dengan berbagai cara, antara lain : ditulis dengan lembaran pelepah kurma / batu, dihafalkan dan diajarkan kepada generasi selanjutnya. Selain dilakukan oleh Rasulullah SAW, pemeliharaan Al-Qur'an yang dilakukan oleh para sahabat beliau.
Untuk lebih jelasnya mengenai sahabat-sahabat Rasulullah SAW yang menjadi juru tulis ( penulis ) wahyu, yang menghafalkan Al-Qur'an dan yang menjadi guru / pengajar Al-Qur'an, akan dibahas dalam makalah ini.




BAB II

PEMBAHASAN

A.    Sahabat-Sahabat Penulis Wahyu
Diantara para juru tulis Rasulullah SAW yang terkenal ( termashur )  yaitu :[1]
1.       Abu Bakar Ash-Shidiq ra. Beliau merupakan khalifah pertama dari khulafaur rasyidin setelah Nabi Muhammad SAW wafat.
2.       Umar bin Khottob ra. Beliau merupakan khalifah kedua yang menjadi pelindung yang sangat kuat bagi agama Islam.
3.       Usman bin Affan ra. Beliau adalah khalifah ketiga yang sangat kaya dan beliau membelanjakan hartanya untuk kepentingan agama Islam.
4.       Ali bin Abi Tholib ra.
5.       Amir bin Fuhairoh. Beliau inilah yang menjadi juru tulis surat-surat Nabi SAW yang dikirim kepada raja-raja untuk menyeru mereka kepada Islam.
6.       Ubay bin Ka’ab. Beliau yang mula-mula menjadi juru tulis pertama Nabi dari kalangan Anshor. Beliau ini seorang yang banyak menulis wahyu.
7.       Tsabit bin Qois bin Syammas.
8.       Zaid bin Tsabit.
9.       Muawiyah bin Abi Sufyan.
10.   Yazid saudara Muawiyah.
11.   Al-Mughiroh bin Syu’bah.
12.   Zuber bin Awwam.
13.   Kholid bin Walid.
14.   Al-Ala Al-Hadromi.
15.   Amru bin Ash.
16.   Muhammad bin Maslamah. Dan beberapa orang lainnya.


Diriwayatkan oleh Bukhori dalam shahihnya : adalah Jibril datang kepada Nabi untuk mendengar bacaan Nabi, pada tiap-tiap tahun sekali. Pada tahun beliau wafat, Jibril datang dua kali. As-Suyuti menulis dalam Al-Itqon adalah Zid bin Tsabit seorang penulis wahyu yang utama, menyaksikan pemeriksaan Jibril yang penghabisan dan sesudah pemeriksanaan itu Ziad pun menulis Al-Qur'an dan membacanya dihadapan Nabi. Karena inilah kiranya Abu Bakar memegangi ( berpegangan ) kepada Zaid bin Tsabit dalam urusan mengumpulkan Al-Qur'an dan Usman juga menyuruh Zaid bin Tsabit menulis mushaf-mushaf yang dikirim ke beberapa kota di kala Usman menyuruh menulis mushaf-mushaf itu.[2]
Tulisan-tulisan yang ditulis oleh juru tulis Rasul itu disimpan dirumah Rasul, disamping mereka menulis untuk diri mereka sendiri.
Semua ahli ilmu menetapkan, bahwa susunan ayat Al-Qur'an adalah disusun menurut susunan Rasul semata-mata, bukan sekali-kali menurut kemauan juru tulisnya.
Ketika Rasul masih hidup, Al-Qur'an itu belum dikumpulkan didalam mushaf ( sebuah buku yang terjilid ). Sahabat-sahabat tidak membacanya dibuku, hanya menghafal diluar kepala, seperti Abdullah bin Mas’ud, Salim bin Ma’qil, Muadz bin Jabal, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, dan Abu Zaid, keempatnya dari golongan Anshor.
Diantara yang menghafal Al-Qur'an pula, Abu Darda dan beberapa sahabat yang lain. Dan diantaranya ada pula sahabat-sahabat yang menghafal separoh Al-Qur'an saja.[3]

B.     Sahabat-Sahabat Yang Hafal Al-Qur'an Sepenuhnya
Ibnu Atsir Al-Jazary dalam kitabnya An-Nasyr berkata : banyak sahabat yang hafal Al-Qur'an dikala masih hidup. Mereka tidak memerlukan tulisan (catatan) karena hafalannya sangat baik. Diantara para sahabat yang hafal Al-Qur'an secara keseluruhan ialah :

v  Dari golongan Muhajirin
1.       Abu Bakar Ash Sehidiq ra.
2.       Umar Ibnul Khattab ra.
3.       Utsman bin Affan ra.
4.       Ali ibn Abi Thalib ra.
5.       Tholhah.
6.       Sa’ad.
7.       Hudzaifah.
8.       Salim.
9.       Abu Hurairah.
10.   Abdullah bin Mas’ud.
11.   Abdullah bin Umar.
12.   Abdullah bin Abbas.
13.   Amru bin Ash.
14.   Abdullah bin Amru bin Ash.
15.   Muawiyah.
16.   Abdullah bin Zuber.
17.   Abdullah As-Sa’ib.
18.   Aisyah Ummul Mu’minin ra.
19.   Hafsah ( juga termasuk juru tulis pada masa itu ).
20.   Ummu Salamah Ummul Mukminin.

v  Dari golongan Anshor
1.      Ubay bin Ka’ab.
2.      Muadz bin Jabal.
3.      Zaid bin Tsabit.
4.      Abu Darda.
5.      Abu Zaid ( Qois bin Sakan bin Qois ).
6.      Majma bin Jariyah ( Haritsah ).
7.      Anas bin Malik.

Selain itu terdapat lagi sahabat-sahabat lain, yaitu :
1.      Ubadah bin Shamit.
2.      Fudholah bin Ubaid.
3.      Maslamah bin Kholid.
4.      Qois Abi Sho’sho’ah.
5.      Tamim Ad-Dari.
6.      Uqbah bin Amir.
7.      Salamah bin Makhlad.
8.      Abu Musa Al-Asy’ari.
As-Suyuti berkata : saya telah mendapati pula seorang wanita shohabiyah yang menghafal seluruh Al-Qur'an yang tidak dimasukkan namanya ke dalam barisan penghafal seluruh Al-Qur'an, yaitu Ummu Waroqoh binti Abdillah bin Al-Harits. Seringkali Rasulullah mengunjunginya dan rasulullah menamainya syahidah. Beliau telah menghafal seluruh Al-Qur'an dizaman Nabi dan beliau dijadikan imam untuk seisi rumahnya. Beliau terbunuh dalam masa pemerintahan Umar. Hampir menjelang Umar wafat, beliau pernah berkata : telah benar apa yang dikatakan Rasul, beliau sering berkata : mari kita pergi ke rumah wanita syahidah.
Kisah lengkapnya dapat dibaca dalam Thabaqat Ibnu Sa’ad. Kata an-Nuwairy dalam syarahnya terhadap kitab-kitab at-Thayibah : “Kalau anda berkata, apabila ditetapkan bahwa yang mengumpulkan Al-Qur'an dimasa Rasulullah SAW sahabat-sahabat yang disebut namanya, maka bagiamana kita kumpulkan keterangan itu dengan perkataan Anas, bahwa yang mengumpulkan Al-Qur'an di masa Rasul ada empat orang. Dalam suatu riwayat yang mengumpulkan Al-Qur'an hanya empat orang yaitu Ubay, Zaid ibn Tsabit, Abu Zaid dan Muazd, pada suatu riwayat Abu Darda, maka saya berkata : “Riwayat pertama tidak berlawanan dengan keterangan ini, karena riwayat pertama itu tidak menentukan penghafal Al-Qur'an hanyak 4 orang saja. Riwayat yang kedua karena tidak dapat diambil lahirnya, berlawanan dengan keterangan yang telah lalu, perlulah ditakwilkan. Maka dimaksudkan dengan hanya 4 orang saja menghafalnya, ialah hanya 4 orang saja yang menghafal dalam seluruh qira’at (macamnya), atau yang menerima langsung dari Rasul, atau yang terus menerus pada setiap turunnya ayat.

C.    Sahabat-Sahabat Yang Menjadi Guru Dalam Mengajarkan Al-Qur'an

Diantara sahabat yang terkenal sebagai guru pengajar Al-Qur'an baik mengajar kepada sesama sahabat maupun kepada murid-murid generasi berikutnya ( tabi’in ). Mereka itu ialah :[4]
1.       Utsman bin Affan ra.
2.       Ali bin Abi Thalib ra.
3.       Ubay bin Ka’ab
4.       Zaid bin Tsabit.
5.       Ibnu Mas’ud
6.       Abu Darda
7.       Abu Musa Al-Aasy’ari
Tujuh shohaby besar inilah yang terkenal sebagai pengajar Al-Qur'an dimasa Nabi maupun sesudahnya.













BAB III

KESIMPULAN


Dengan mengucapkan puji syukur alhamdulillah, maka selesailah penulisan (pembuatan) makalah para sahabat penulis wahyu, penghafal Al-Qur'an dan pengajar ( guru ) Al-Qur'an ini.
Al-Qur’anul karim sebagai kitab suci umat muslim harus kita jaga terus keaslian / keautentikannya sampai akhir hayat kita. Pada zaman Nabi Muhammad SAW telah diberikan berbagai contoh / cara untuk menjaga keaslian Al-Qur'an, yang seyogyanya kita tiru. Kita juga harus mencontoh perbuatan-perbuatan para sahabat. Seperti : Abu Bakar Ash Shidiq, Umar ibn Al-Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Tsabit bin Qais, Amir bin Fuhairah, Amr bin Al-Ash, Zubair bin Al-Awwam, dll yang dengan sungguh-sungguh dengan sepenuh hati untuk menjaga keaslian Al-Qur'an.
Seperti disebutkan dalam firman Allah SWT ( Al-Qur'an ) yang artinya : Kami yang menurunkan Al-Qur'anul Karim dan kami pula yang akan menjaganya. Maka jelaslah bahwa Allah SWT Yang Maha kuasa yang dengan kekuasaan-Nya akan menjaga keaslian Al-Qur'an sampai hari kiamat.

                                            

DAFTAR PUSTAKA


1.      Hasbi Ash-Shiddiqy, Prof, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur'an / Tafsir, Bulan Bintang, Jakarta, 1965, cet. IV.
2.      Said Aqil Husain Al-Munawar, MA, Al-Qur'an “Membangun Tradisi Kesalahan Hakiki”, ( Jakarta, Ciputat Press, 2002 ), cet. 2.
3.      Abd. Mustofa Al-Maraghi, Pakar-Pakar Fiqih Sepanjang Sejarah, Terjm. Husein Muhammad, ( LKPSM, Yogyakarta, 2001 ), Cet. I.
4.      Drs. Sudaryo El-Kamali, MA, Pengantar Ilmu Tafsir, IAIN Walisongo, Fakultas Syari’ah, Pekalongan, 1988.


[1] Hasbi Ash-Shiddiqy, Prof, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur'an / Tafsir, Bulan Bintang, Jakarta, 1965, cet. IV, hlm 64.
[2] Said Aqil Husain Al-Munawar, MA, Al-Qur'an “Membangun Tradisi Kesalahan Hakiki”, ( Jakarta, Ciputat Press, 2002 ), cet. 2, hlm. 15
[3] Hasbi Ash-Shiddiqy, Prof, Op.Cit, hlm. 66.
[4] Abd. Mustofa Al-Maraghi, Pakar-Pakar Fiqih Sepanjang Sejarah, Terjm. Husein Muhammad,          ( LKPSM, Yogyakarta, 2001 ), Cet. I, hlm. 45

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger templates

 

Sample text

Sample Text

Sample Text