Social Icons

Pages

Minggu, 12 Februari 2012

para ahli qira'at


 BAB  I

A.  PENDAHULUAN
Tafsir adalah penjelasan tentang arti dan maksud firman-firman Allah SWT yang tercantum dalam Al-Qur'an sesuai dengan kemampuan manusia yang telah memiliki seperangkat syarat-syarat tertentu.[1]
Setiap muslim didorong utnuk memperhatikan ayat-ayat Tuhan, baik yang terbentang dialam raya ini maupun yang tertulis didalam mushaf. Perbedaan hasil pemikiran manusia merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari, perbedaan ini bukan hanya disebabkan oleh perbedaan tingkat kecerdasan atau latar belakang pemikiran dan kecenderungan seseorang, tetapi juga oleh pengaruh peristiwa-peristiwa sejarah serta penemuan-penemuan ilmiah.
Tidak seorang muslim, apapun aliran dan mazhabnya yang tidak merujuk kepada Al-Qur'an untuk memperoleh petunjuk dan legitimasi terhadap pendapat-pendapatnya, Al-Qur'an benar-benar merupakan posisi sentral bagi semua studi keislaman bahkan bagi kehidupan seluruh umat Islam.
Pada masa Rasulullah SAW masih berada di tengah-tengah umatnya, beliau yang antara lain berfungsi sebagai mubayyin ( pemberi penjelasan ) terhadap maksud ayat-ayat Al-Qur'an menjadi nara sumber utama. Beliau menjelaskan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh umat.
Sepeninggal beliau para sahabat khususnya tokoh-tokohnya melakukan penalaran dalam berbagai bidang, dalam bidang tafsir dikenal antara lain : Ali ibn Abi Thalib, Ibnu Mas’ud, Ubay Ibnu Ka’ab, Ibnu Abbas dan lain-lain.
Untuk lebih jelasnya mengetahui sejarah ahli tafsir dan qiro’at akan dibahas dalam bab pembahasan berikut ini.





BAB  II

B. PEMBAHASAN

1.      Pengertian Qiro’at dan Para Ahli Qiro’at

Qiro’at berasal dari kata : Qoro’a yang berarti membaca. Menurut istilah : ialah aliran dalam mengucapkan atau membaca Al-Qur'an yang dipegangi oleh para imam yang berbeda satu dengan yang lain.[2]
Aliran qiro’at tersebut, ditetapkan berdasarkan sanad yang sampai kepada Rasulullah SAW. Sebagaimana diketahui, bahwa sahabat Nabi terdiri dari berbagai golongan dan suku yang masing-masing memiliki lahjah ( dialek ) yang berbeda satu dengan yang lain. Nabipun mengizinkan para sahabat membaca Al-Qur'an dengan lahjah masing-masing sehingga menjadilah Al-Qur'an dalam beberapa lahjah.
Disini para ulama berbeda pendapat bahwa berlainan qiro’at karena diterima dari wahyu. Sebagian berpendapat bahwa berlainan qiro’at bukan diterima dari wahyu melainkan karena adanya perbedaan lahjah dan adanya izin dari Nabi membaca berdasar lahjah masing-masing. Pendapat terakhir ini lebih kuat.[3]
Para sahabat yang termashyur ahli qiro’at ialah : Ali, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Ibnu Mas’ud, dan Abu Musa, dari merekalah para sahabat dan tabi’in mengambil qiro’at.
Menurut Adz Dzahahy dalam kitabnya : Thobaqotul Qurro, bahwa yang mashyur ahli qiro’at dikalangan para sahabat ada tujuh orang : Usman, Ali, Ubay, Zaid, Abu Darda, Abu Musa, dan Ibnu Abbas. Dari merekalah para tabi’in belajar qiro’at, sehingga muncullah dikota-kota besar ahli-ahli qiro’at dari kalangan tabi’in.




Di Madinah :
  1. Ibnul Musayyab
  2. Urwah bin Zuber
  3. Salim
  4. Umar bin Abdul Aziz
  5. Sulaiman bin Yasar
Di Mekah :
  1. Ubaid bin Umar
  2. Atho bin Abi Robah
  3. Thowus
  4. Mujahid
  5. Ibnu Abi Mulaikah
Di Kufah :
  1. Al-Qomah
  2. Al-Aswad
  3. Masruq
  4. Ubaidah
  5. Amer bin Syarahbil
Di Basrah
  1. Amir bin Abdul qoim:
  2. Abdul Aliyah
  3. Abu Roja’
  4. Nashar bin Ashim
  5. Yahya bin Ya’mura
Di Syam :
  1. Mughiroh bin Abi Syihab Al-Mahzumy ( murid Usman ).
  2. Khulaid bin Sya’ab teman Abu Darda’
Dimasa tabi’in inilah qiro’at menjadi sempurna dan menjadi ilmu yang erdiri sendiri sebagai ilmu-ilmu yang lain :
  1. Abu Ubaid Al-Qosim Ibnu Sallam, wafat 224 H.
  2. Abu Hatim as-Sijistany, wafat 258 H.
  3. Abu Ja’far Ath-Thobari, wafat 310 H.
  4. Ismail Al-Qodli, wafat 282 H.
Sesudah generasi tabi’in, bangunlah segolongan ulama yang membulatkan tenaganya untuk mempelajari qiro’at sehingga mereka menjadi mahaguru-mahaguru dibidang qiro’at. Yang paling terkenal ialah qori’ tujuh, yang bacaannya terkenal dengan nama qiro’ah sab’ah. Mereka itu ialah :[4]
  1. Ibnu Amir ( Abdullah bin amir Al-Yasaby )
  2. Ibnu Katsir ( Abu Muhammad Abdullah bin Katsir Ad-Dary Al-Makky ).
  3. Ashim Al Kufy ( Ashim Ibnu Abin Nujud Al-Asady )
  4. Abu Amru ( Abu Amru Zabban Ibnul ‘Ala Ibnu Amar Al-Bisri )
  5. Hamzah Al-Kufy ( Hamzah bin Habib bin Imaroh Az-Zayyat Al-Fardhi At-Taimy ).
  6. Imam Nafi’ ( Abu Ruwaim Nafi’ Ibnu Abdur Rohman Ibnu Abi Nuaim Al-Laitsy )
  7. Al-Kisa’I ( Ali bin Hamzah Al-Kisai )

2.   Sejarah Ahli Tafsir dan Qiro’at
1.      Ibnu Jarir Ath-Thobary
Nama lengkapnya : Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath Thobary. Lahir di Tabrastan tahun 224 H dan meninggal di Baghdad tahun 310 H. beliau seorang yang alim dibidang tarikh, raja ahlu tarsir. Diantara karangan-karangan ialah kitab tafsirnya itu yang menjadi rujukan generasi berikutnya. Beliau adalah seorang mujtahid yang mempunyai madzhab dan pengikut sendiri.
2.      Abu Muslim Al-Asfihany
Nama lengkapnya : Abu Muslim Muhammad bin Bahar. Beliau lahir pada tahun 254 H dan meninggal tahun 322 H. Seorang pembesar di negeri Asfahan, penulis yang ulung mempunyai banyak karangan diantara karangannya ialah : Jamiut Ta’wil terdiri dari 14 jilid. Tafsir ini amat baik susunannya, amat dalam pembahasannya, sehingga banyak dikutip oleh Fahrur Rozy dalam kitabnya.
3.      Al-Wahidy
Nama lengkapnya : Ali bin Ahmad bin Muhammad bin Ali bin Matawih, terkenal dengan nama : Al-Wahidy. Meninggal di Nasaibur pada tahun 468 H. Seorang ahli tafsir dan sastra. Kitab tafsirnya ada tiga, yaitu : Al-Basith, Al-Wasith, dan Al-Wajiz.
4.      Abu Hayyan
Nama lengkapnya : Muhammad bin Yusuf bin Ali Hayyan Al-Andalusi An-Nahwy. Lahir di Granada tahun 654 H, menetapkan di Mesir dan meninggal disana tahun 765 H. Ahli dibidang tafsir, hadits, sejarah dan bahasa. Diantara karangannya : Bahrul Muhith.
5.      Al-Qurthubi
Nama lengkapnya : Abu Abdillah Muhammad bin Abibakar bin Faraj Al-Qurthuby. Lahir di Kordova ( Spanyol ) tahun 486 H meninggal di Mausul tahun 567 H. Pengarang tafsir yang sangat terkenal yang banyak dikutip mufasir-mufasir generasi belakangnya. Diantara yang mengambil perkataannya ialah : Abu Bakar Yahya bin Sa’dun bin Tamam bin Muhammad Al-Azdi Al-Qurthubi, seorang yang ahli qiro’at, hadits dan lughoh.
6.      Al-Fahrur Rozy
Nama nama lengkapnya : Abu Abdillah Muhammad bin Umar bin Husen Fahruddin Ar-Rozy, terkenal dengan nama Fahrur Rozy. Lahir di Tabrastan daerah Roy, itulah sebabnya disebut : Ar-Rozy. Beliau terkenal sebagai ahli tafsir yang menguasai ilmu syari’at dan umum. Karangannya amat banyak diantaranya kitab tafsirnya yang terdiri 8 jilid tebal.
7.      Az-Zamahsyari
Nama lengkapnya : Mahmud bin Umar bin Muhammad Al-Khawarimi Az-Zamahsyari. Lahir tahun 467 H meninggal tahun 538 H. seorang ahli agama, tafsir, lughoh dan adab, istimewa bidang kesusasteraan Arab, lahir di Zamahsyari, tinggal di Mekah beberapa lama sehingga dinamai Jarullah. Banyak karangannya, diantaranya kitab tafsir : Al-Khasysyaf, yang menerangkan keindahan susunan bahasa Al-Qur'an. Beliau menganut faham Mu’tazilah dan sangat keras menentang faham tasawuf.
8.      Al-Baidlowi
Nama lengkapnya : Nasir bin Nasiruddin Abu Sa’id Abdullah bin Umar. Meninggal tahun 685 H seorang qodli, ahli tafsir yang luas pengetahuannya. Karangannya yang terkenal adalah Anwarut Tanzil yang terkenal dengan nama tafsir Baidlowi.
9.      Al-Jassos
Nama lengkapnya : Abu Bakar Ahmad bin Ali Al-Jassos. Lahir tahun 305 H di Baghdad, meninggal tahun 370 H. Lahir di Roy dan meninggal di Baghdad. Beliau pengikut madzhab Hanafi. Diantara karangannya adalah : Ahkamul Qur’an. Kitab tafsir yang menitik beratkan pada pembahasa hukum (tafsir ahkam).
10.  Jalalain
Ialah dua orang yang bernama Jalal. Pertama, Jalaluddin Abdur Rohman bin Abi Bakar bin Muhammad As-Suyuthi. Lahir 849 H di Mesir dan meninggal tahun 911 H, seorang yang ahli diberbagai ragam ilmu, karangannya lebih dari 500 buah. Kedua, Jalaludin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ibrohim Al-Mahally. Lahir tahun 781 H meninggal tahun 864 H, seorang ahli ushul dan tafsir. Diantara karangannya ialah Syarah Minhaj dan Syarah Jam’ul Jawami.
Dua oragn Jalal ini mengarang tafsir yang disebut tafsir Jalalain. Bagian pertama dimulai oleh Al-Mahally dan bagian terakhirnya diselesaikan oleh As-Suyuthi.
11.  Syaid Muhammad Rasyid Ridlo
Nama lengkapnya : As-Sayid Muhammad Rasyid Ridlo. Lahir di Kalmun, suatu kampung di Libanon tahun 1282 H meninggal 1354 H kalau mujtahid abad modern ( XX ). Beliau murid Muhammad Abduh, pindah ke Mesir mengikuti gurunya, disana mendirikan Al-Manar sebuah majalah yang terkenal. Tafsir yang dikuliahkan Muhammad Abduh dibukunya dengan nama tafsir Al-Qur’anil Hakim yang terkenal dengan nama tafsir Al-Manar. Sayangnya tafsir itu belum selesai hanya sampai surat Yusuf, karena Muhammad Abduh keburu wafat. Tafsir itu belum ada bandingannya sampai sekarang.


BAB  III


C.  KESIMPULAN

1.      Qiro’at berasal dari kata : Qoro’a yang berarti membaca. Menurut istilah : ialah aliran dalam mengucapkan atau membaca Al-Qur'an yang dipegangi oleh para imam yang berbeda satu dengan yang lain.
  1. Menurut Adz Dzahahy dalam kitabnya : Thobaqotul Qurro, bahwa yang mashyur ahli qiro’at dikalangan para sahabat ada tujuh orang : Usman, Ali, Ubay, Zaid, Abu Darda, Abu Musa, dan Ibnu Abbas. Dari merekalah para tabi’in belajar qiro’at, sehingga muncullah dikota-kota besar ahli-ahli qiro’at dari kalangan tabi’in.
  2. Para Ahli tafsir :
a.       Ibnu Jarir Ath-Thobary
b.      Abu Muslim Al-Asfihany
c.       Al-Wahidy
d.      Abu Hayyan
e.       Al-Qurthubi
f.       Al-Fahrur Rozy
g.      Az-Zamahsyari
h.      Al-Baidlowi
i.        Al-Jassos
j.        Jalalain
k.      Syaid Muhammad Rasyid Ridlo

DAFTAR  PUSTAKA


1.       As-Suyuthi, Al-Itqon Fi Ulumil Qur’an, Darul Fikri, Beirut, 1979, Juz I.
2.       Drs. Sudaryo El-Kamali, MA, Pengantar Ilmu Tafsir, IAIN Walisongo, Fakultas Syari’ah, Pekalongan, 1988.
3.      Manna Al-Qotton, Mabahits fi Ulumil Qur’an, Mansyurot Riyadl, 1973.
4.       Muhammad bin Shaleh Al-Utsmani, Dasar-Dasar Penafsiran Al-Qur'an, Dina Utama, Semarang, 1989.


[1] Yunan Yusuf, Corak Pemikiran Kalam Tafsir Al-Azhar, Jakarta, Panjimas, 1989, hlm. 1.
[2] Manna Al-Qotton, Mabahits fi Ulumil Qur’an, Mansyurot Riyadl, 1973, hlm. 170.
[3] As-Suyuthi, Al-Itqon Fi Ulumil Qur’an, Darul Fikri, Beirut, 1979, Juz I, hlm. 77.
[4] Drs. Sudaryo El-Kamali, MA, Pengantar Ilmu Tafsir, IAIN Walisongo, Fakultas Syari’ah, Pekalongan, 1988, hlm. 30.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger templates

 

Sample text

Sample Text

Sample Text