BAB I
PENDAHULUAN
Dalam surat
Al-Isra ayat 88, Allah SWT menunjukkan keagungan Al-Qur’an : “Katakanlah :
‘Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa
Al-Qur’an ini; nis caya mereka tidak akan dapat
membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi
sebagian yang lain”. (QS. Al-Isra’, 17 : 88).
Allah SWT menurunkan Al-Qur’an kepada umat sempat belas
abad yang lalu. Beberapa fakta yang baru dapat diungkapkan dengan teknologi
abad ke-21 ternyata telah dinyatakan Allah SWT dalam Al-Qur’an adalah salah
satu bukti terpenting yang memungkinkan kita mengetahui keberadaan Allah.
Dalam Al-Qur’an, terdapat banyak bukti bahwa Al-Qur'an
berasal dari Allah SWT, bahwa umat manusia tidak akan pernah mampu membuat
sesuatu yang menyerupainya. Salah satu bukti ini adalah ayat-ayat (tanda-tanda)
Al-Qur’an yang terdapat di alam semesta.
BAB II
Bahwa Allah SWT telah menggariskan pada ayat-ayatnya
tentang segala kekuasaan dan penciptaannya, seperti dalam surat Al-Mulk (67 : 3-4), akan tetapi sering
kali kita sebagai hamba ciptaan-Nya kurang memiliki syukur kepada-Nya, (ingkar
kepada-Nya). Dari beberapa, bentuk ciptaan Allah SWT, menggambarkan atas diri
Allah SWT, Dialah Yang Maha Kuasa.
Adapun rumusan masalah yang akan dituangkan pada makalah
ini, di antaranya :
1.
Bagaimana
bentuk-bentuk kekuasaan Allah SWT menurut ayat-ayat-Nya (firman-Nya) ?
2.
Bagaimana
bentuk kesempurnaan di Alam Semsta ?
BAB III
A.
Pengertian
Alam Semesta
Alam semesta, menurut oran g Babylon ia
(± tahun 700-600 SM), merupakan suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang
datar sebagai lantainya dan langit beserta bintang sebagai atapnya. Jadi, alam
semsta atau jagat raya adalah suatu ruangan yang maha besar yang di dalamnya
terdapat kehidupan yang biotic dan abiotik, serta di dalamnya terjadi segala
peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia maupun yang tidak. Apabila
kita hendak mempelajari alam semesta berarti kita mempelajari makro-kosmos.
Sebaliknya apabila mempelajari permasalahan kecil, berarti kita mempelajari mikro-kosmos.[1]
Teori Mengenal Terbentuknya Alam Semesta
Alam semesta terjadi pada tahun yang
lampau bersamaan dengan berbagai letusan besar. Teori terjadinya alam semesta
adalah berikut ini :
- Teori dentuman atau teori ledakan.
Teori ini mengutarakan bahwa adanya
suatu massa
yang sangat besar di jagat raya dan mempunyai berat jenis yang sangat besar,
meledak dengan hebatnya akibatnya adanya reaksi inti. Massa yang meledak itu kemudian berserakan
dan mengembang dengan sangat cepat serta menjauhi pusat ledakan atau inti
ledakan. Setelah berjuta-juta tahun, massa yang
berserakan itu berbentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang relatif
kecil dari massa
semula. Kelompok itulah yang kita kenal sebagai galaksi. Kelompok galaksi
ini terus bergerak menjauhi titik intinya.
- Teori ekspansi atau kontraksi.
Teori ini diambil berdasarkan adanya
suatu siklus dari alam semesta yaitu ekspansi dan masa kontraksi.
Dalam jangka waktu 30.000 juta tahun dalam masa ekspansi, terbentuklah galaksi
beserta bintang-bintang. Ekspansi tersebut didukung oleh adanya tenaga yang
bersumer dari reaksi inti hydrogen yang pada akhirnya membentu berbagai unsure
lain yang kompleks. Pada masa kontraksi, terjadi galaksi dan bintang-bintang
yang terbentuk meredup, sehingga unsur-unsur yang terbentuk menyusul dengan
menimbulkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi. Teori ekspansi dan kontraksi
merupakan asumsi dasar partikel tersebut berasal dari paralel yang ada pada
zaman dahulu kala.[2]
B.
Bentuk
Kesempurnaan Di Alam Semesta
Ï%©!$# t,n=y{ yìö7y ;Nºuq»yJy $]%$t7ÏÛ ( $¨B 3ts? Îû È,ù=yz Ç`»uH÷q§9$# `ÏB ;Nâq»xÿs? ( ÆìÅ_ö$$sù u|Çt7ø9$# ö@yd 3ts? `ÏB 9qäÜèù ÇÌÈ §NèO ÆìÅ_ö$# u|Çt7ø9$# Èû÷üs?§x. ó=Î=s)Zt y7øs9Î) ç|Çt7ø9$# $Y¥Å%s{ uqèdur ×Å¡ym ÇÍÈ
Artinya :
3. Yang Telah menciptakan tujuh langit
berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha
Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka Lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu
lihat sesuatu yang tidak seimbang?
4. Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya
penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan
penglihatanmu itupun dalam keadaan payah. (QS. Al-Mulk, 67: 3-4).[3]
Di alam semesta, miliaran bintang dan
galaksi yang tak terhitung jumlahnya bergerak dalam orbit yang terpisah. Meskipun
demikian, semuanya berada dalam keserasian. Bintang, planet dan bulan beredar
pada sumbunya masing-masing dan dalam sistem yang ditempatinya masing-masing.
Terkadang galaksi yang terdiri atas 200 – 300 miliar bintang bergerak melalui
satu sama lain. Selama masa peralihan dalam beberapa contoh yang sangat
terkenal yang diamati oleh astronom tidak terjadi tabrakan yang menyebabkan
kekacauan pada keteraturan alam semesta.
Di seluruh alam semesta, besarnya
kecepatan benda-benda langit ini sangat sulit dipahami bila dibandingkan dengan
standar bumi. Jarak di ruang angkasa sangatlah besar bila dibandingkan dengan
pengukuran yang dilakukan di bumi. Dengan uk uran raksasa yang hanya mampu
digambarkan dalam angka saja oleh ahli matematika, bintang dan planet yang
bermassa miliaran atau triliunan ton, galaksi dan gugus galaksi bergerak di
ruang angkasa dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Misalnya, bumi berotasi pada sumbunya
dengan kecepatan rata-rata 1.670 km / jam. Dengan mengingat bahwa peluru
tercepat memiliki kecepatan rata-rata 1.800 km / jam, jelas bahwa bumi bergerak
sangat cepat meskipun ukurannya sangat besar. Kecepatan orbital bumi mengitari
matahari kurang lebih enam kali lebih cepat dari peluru, yakni 108.000 km /
jam. (Andaikan kita mampu membuat kendaraan yang dapat bergerak secepat ini,
kendaraan ini dapat mengitari bumi dalam waktu 22 menit).[4]
Namun, angka-angka ini baru mengenai
bumi saja. Tata surya bahkan lebih menakjubkan lagi. Kecepatan tata surya
mencapai tingkat di luar batas logika manusia. Di alam semesta, meningkatnya uk uran suatu
tata surnya diikuti oleh meningkatnya kecepatan. Tata surnya beredar mengitari
pusat galaksi dengan kecepatan 720.000 km / jam. Kecepatan Bima Saksi sendiri,
yang terdiri atas 200 miliar bintang adalah 950.000 km / jam di luar angkasa.
Kecepatan yang luar biasa ini
menunjukkan bahwa hidup kita berada di ujung tanduk. Biasanya, pada suatu
sistem yang sangat rumit, kecelakaan besar sangat sering terjadi. Namun,
seperti diungkapkan Allah dalam ayat di atas, sistem ini tidak memiliki “cacat”
atau “tidak seimbang”. Alam semesta, seperti juga segala sesuatu yang ada di
dalamnya, tidak dibiarkan “sendiri” dan sistem ini bekerja sesuai dengan
keseimbangan yang telah ditentukan Allah.
BAB IV
SIMPULAN
Dari ur aian
makalah ini, dapat disimpulkan bahwa :
Kekuasaan Allah SWT tidak terbatas, karena Allah SWT
telah menciptakan alam dan isinya guna untuk rohmatan lil alamin agar
manusia selalu mengingat dan selalu bersyukur kepada-Nya seperti bumi, langit
adalah tempat berpijak manusia.
Allah akan selalu memberikan kenikmatan-kenikmatan-Nya
jikalau hambanya itu selalu bersyukur dan mengingat-Nya.
Dan manusia dijadikan oleh Allah agar dapat mengelola
alam, berikanlah akal fakir untuk dapat mengembangkan ide-idenya untuk
mengelola, kemudian untuk menjaga agar kestabilan alam tetap terjaga, dengan
diberikan pangkat oleh Allah SWT sebagai kholifah fil ar’dl (pemimpin di
bumi).
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Mawardi dan
Ir. Nuh Hidayati, IAD-ISD-IBD, (Bandung :
CV. Pustaka Setya, 2004), Cetakan Ke-3.
Yahya Harun, Menyingkap Rahasia Alam Semesta, (Bandung : PT. Syaamil Cipta Media, 2002),
Cetakan Ke-I.
[1] Drs. Mawardi dan Ir. Nuh Hidayati , IAD-ISD-IBD,
(Bandung : CV.
Pustaka Setya, 2004), Cetakan Ke-3, h. 27.
[2] Drs. Mawardi dan Ir. Nuh Hidayati , IAD-ISD-IBD,
h. 28.
[3] Depag RI , Al-Qur’an dan Terjemah, (Semarang : PT. Toha Putra, 1985), h. 308.
[4] Yahya Harun, Menyingkap Rahasia Ala m
Semesta, (Bandung :
PT. Syaamil Cipta Media, 2002), Cetakan Ke-I, h. 206.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar