Social Icons

Pages

Minggu, 12 Februari 2012

penciptaan alam semesta


BAB I
PENDAHULUAN


Dalam surat Al-Isra ayat 88, Allah SWT menunjukkan keagungan Al-Qur’an : “Katakanlah : ‘Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur’an ini; niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”. (QS. Al-Isra’, 17 : 88).
Allah SWT menurunkan Al-Qur’an kepada umat sempat belas abad yang lalu. Beberapa fakta yang baru dapat diungkapkan dengan teknologi abad ke-21 ternyata telah dinyatakan Allah SWT dalam Al-Qur’an adalah salah satu bukti terpenting yang memungkinkan kita mengetahui keberadaan Allah.
Dalam Al-Qur’an, terdapat banyak bukti bahwa Al-Qur'an berasal dari Allah SWT, bahwa umat manusia tidak akan pernah mampu membuat sesuatu yang menyerupainya. Salah satu bukti ini adalah ayat-ayat (tanda-tanda) Al-Qur’an yang terdapat di alam semesta.














BAB II
PERMASALAHAN


Bahwa Allah SWT telah menggariskan pada ayat-ayatnya tentang segala kekuasaan dan penciptaannya, seperti dalam surat Al-Mulk (67 : 3-4), akan tetapi sering kali kita sebagai hamba ciptaan-Nya kurang memiliki syukur kepada-Nya, (ingkar kepada-Nya). Dari beberapa, bentuk ciptaan Allah SWT, menggambarkan atas diri Allah SWT, Dialah Yang Maha Kuasa.
Adapun rumusan masalah yang akan dituangkan pada makalah ini, di antaranya :
1.      Bagaimana bentuk-bentuk kekuasaan Allah SWT menurut ayat-ayat-Nya (firman-Nya) ?
2.      Bagaimana bentuk kesempurnaan di Alam Semsta ?

















BAB III
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Alam Semesta
Alam semesta, menurut orang Babylonia (± tahun 700-600 SM), merupakan suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit beserta bintang sebagai atapnya. Jadi, alam semsta atau jagat raya adalah suatu ruangan yang maha besar yang di dalamnya terdapat kehidupan yang biotic dan abiotik, serta di dalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia maupun yang tidak. Apabila kita hendak mempelajari alam semesta berarti kita mempelajari makro-kosmos. Sebaliknya apabila mempelajari permasalahan kecil, berarti kita mempelajari mikro-kosmos.[1]

Teori Mengenal Terbentuknya Alam Semesta
Alam semesta terjadi pada tahun yang lampau bersamaan dengan berbagai letusan besar. Teori terjadinya alam semesta adalah berikut ini :
  1. Teori dentuman atau teori ledakan.
Teori ini mengutarakan bahwa adanya suatu massa yang sangat besar di jagat raya dan mempunyai berat jenis yang sangat besar, meledak dengan hebatnya akibatnya adanya reaksi inti. Massa yang meledak itu kemudian berserakan dan mengembang dengan sangat cepat serta menjauhi pusat ledakan atau inti ledakan. Setelah berjuta-juta tahun, massa yang berserakan itu berbentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang relatif kecil dari massa semula. Kelompok itulah yang kita kenal sebagai galaksi. Kelompok galaksi ini terus bergerak menjauhi titik intinya.
  1. Teori ekspansi atau kontraksi.
Teori ini diambil berdasarkan adanya suatu siklus dari alam semesta yaitu ekspansi dan masa kontraksi. Dalam jangka waktu 30.000 juta tahun dalam masa ekspansi, terbentuklah galaksi beserta bintang-bintang. Ekspansi tersebut didukung oleh adanya tenaga yang bersumer dari reaksi inti hydrogen yang pada akhirnya membentu berbagai unsure lain yang kompleks. Pada masa kontraksi, terjadi galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk meredup, sehingga unsur-unsur yang terbentuk menyusul dengan menimbulkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi. Teori ekspansi dan kontraksi merupakan asumsi dasar partikel tersebut berasal dari paralel yang ada pada zaman dahulu kala.[2]

B.     Bentuk Kesempurnaan Di Alam Semesta
Ï%©!$# t,n=y{ yìö7y ;Nºuq»yJy $]%$t7ÏÛ ( $¨B 3ts? Îû È,ù=yz Ç`»uH÷q§9$# `ÏB ;Nâq»xÿs? ( ÆìÅ_ö$$sù uŽ|Çt7ø9$# ö@yd 3ts? `ÏB 9qäÜèù ÇÌÈ §NèO ÆìÅ_ö$# uŽ|Çt7ø9$# Èû÷üs?§x. ó=Î=s)Ztƒ y7øs9Î) çŽ|Çt7ø9$# $Y¥Å%s{ uqèdur ׎Å¡ym ÇÍÈ
Artinya :
3.  Yang Telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka Lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
4.  Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah. (QS. Al-Mulk, 67: 3-4).[3]

Di alam semesta, miliaran bintang dan galaksi yang tak terhitung jumlahnya bergerak dalam orbit yang terpisah. Meskipun demikian, semuanya berada dalam keserasian. Bintang, planet dan bulan beredar pada sumbunya masing-masing dan dalam sistem yang ditempatinya masing-masing. Terkadang galaksi yang terdiri atas 200 – 300 miliar bintang bergerak melalui satu sama lain. Selama masa peralihan dalam beberapa contoh yang sangat terkenal yang diamati oleh astronom tidak terjadi tabrakan yang menyebabkan kekacauan pada keteraturan alam semesta.
Di seluruh alam semesta, besarnya kecepatan benda-benda langit ini sangat sulit dipahami bila dibandingkan dengan standar bumi. Jarak di ruang angkasa sangatlah besar bila dibandingkan dengan pengukuran yang dilakukan di bumi. Dengan ukuran raksasa yang hanya mampu digambarkan dalam angka saja oleh ahli matematika, bintang dan planet yang bermassa miliaran atau triliunan ton, galaksi dan gugus galaksi bergerak di ruang angkasa dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Misalnya, bumi berotasi pada sumbunya dengan kecepatan rata-rata 1.670 km / jam. Dengan mengingat bahwa peluru tercepat memiliki kecepatan rata-rata 1.800 km / jam, jelas bahwa bumi bergerak sangat cepat meskipun ukurannya sangat besar. Kecepatan orbital bumi mengitari matahari kurang lebih enam kali lebih cepat dari peluru, yakni 108.000 km / jam. (Andaikan kita mampu membuat kendaraan yang dapat bergerak secepat ini, kendaraan ini dapat mengitari bumi dalam waktu 22 menit).[4]
Namun, angka-angka ini baru mengenai bumi saja. Tata surya bahkan lebih menakjubkan lagi. Kecepatan tata surya mencapai tingkat di luar batas logika manusia. Di alam semesta, meningkatnya ukuran suatu tata surnya diikuti oleh meningkatnya kecepatan. Tata surnya beredar mengitari pusat galaksi dengan kecepatan 720.000 km / jam. Kecepatan Bima Saksi sendiri, yang terdiri atas 200 miliar bintang adalah 950.000 km / jam di luar angkasa.
Kecepatan yang luar biasa ini menunjukkan bahwa hidup kita berada di ujung tanduk. Biasanya, pada suatu sistem yang sangat rumit, kecelakaan besar sangat sering terjadi. Namun, seperti diungkapkan Allah dalam ayat di atas, sistem ini tidak memiliki “cacat” atau “tidak seimbang”. Alam semesta, seperti juga segala sesuatu yang ada di dalamnya, tidak dibiarkan “sendiri” dan sistem ini bekerja sesuai dengan keseimbangan yang telah ditentukan Allah.
BAB IV
SIMPULAN


Dari uraian makalah ini, dapat disimpulkan bahwa :
Kekuasaan Allah SWT tidak terbatas, karena Allah SWT telah menciptakan alam dan isinya guna untuk rohmatan lil alamin agar manusia selalu mengingat dan selalu bersyukur kepada-Nya seperti bumi, langit adalah tempat berpijak manusia.
Allah akan selalu memberikan kenikmatan-kenikmatan-Nya jikalau hambanya itu selalu bersyukur dan mengingat-Nya.
Dan manusia dijadikan oleh Allah agar dapat mengelola alam, berikanlah akal fakir untuk dapat mengembangkan ide-idenya untuk mengelola, kemudian untuk menjaga agar kestabilan alam tetap terjaga, dengan diberikan pangkat oleh Allah SWT sebagai kholifah fil ar’dl (pemimpin di bumi).

















DAFTAR PUSTAKA


Drs. Mawardi dan Ir. Nuh Hidayati, IAD-ISD-IBD, (Bandung: CV. Pustaka Setya, 2004), Cetakan Ke-3.

Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Semarang: PT. Toha Putra, 1985).

Yahya Harun, Menyingkap Rahasia Alam Semesta, (Bandung: PT. Syaamil Cipta Media, 2002), Cetakan Ke-I.


[1] Drs. Mawardi dan Ir. Nuh Hidayati, IAD-ISD-IBD, (Bandung: CV. Pustaka Setya, 2004), Cetakan Ke-3, h. 27.
[2] Drs. Mawardi dan Ir. Nuh Hidayati, IAD-ISD-IBD, h. 28.
[3] Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Semarang: PT. Toha Putra, 1985), h. 308.
[4] Yahya Harun, Menyingkap Rahasia Alam Semesta, (Bandung: PT. Syaamil Cipta Media, 2002), Cetakan Ke-I, h. 206.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger templates

 

Sample text

Sample Text

Sample Text